Jatuhkan Bom ke Markas al-Nusra, AU Rusia Tewaskan 67 Teroris

Jet tempur Su-24 Pasukan Kedirgantaraan Rusia menggempur markas kelompok teroris front al-Nusra di dekat desa Rasm al-Eis, 28 kilometer sebelah barat daya Aleppo.

Jet tempur Su-24 Pasukan Kedirgantaraan Rusia menggempur markas kelompok teroris front al-Nusra di dekat desa Rasm al-Eis, 28 kilometer sebelah barat daya Aleppo.

Alexander Mishin / Russian Avia Photo Team
Jet tempur Su-24 menggempur markas kelompok teroris front al-Nusra dengan bom kendali KAB-500.

Pasukan Kedirgantaraan Rusia telah menghancurkan markas al-Nusra di dekat Aleppo dan menewaskan sedikitnya 67 teroris, termasuk 19 komandan lapangan.

Pada 28 Februari, jet tempur Su-24 Pasukan Kedirgantaraan Rusia menggempur markas kelompok teroris front al-Nusra di dekat desa Rasm al-Eis, 28 kilometer sebelah barat daya Aleppo, dengan bom kendali KAB-500, kata Kepala Direktorat Operasional Utama Staf Umum Rusia Letnan Jenderal Sergei Rudskoi, Jumat (3/3).

“Akibatnya, 67 teroris, termasuk 19 komandan lapangan — orang-orang pribumi dari Kaukasus Utara dan Asia Tengah, tewas. Sementara, 104 orang militan lainnya terluka,” kata Rudskoi, seperti yang dikutipSputnik.

Sebelum perang saudara meletus pada 2011, Aleppo adalah pusat kekuatan ekonomi Suriah. Selama beberapa tahun, Aleppo dikuasai militan dan membuat kota ini mengalami kerusakan yang signifikan. Pada Desember 2016, pasukan pemerintah berhasil membebaskan Aleppo. Sejak itu pula, unit-unit penyapu ranjau Rusia telah membersihkan Aleppo dari sisa-sisa bom yang tersebar di seluruh penjuru kota.

Rudskoi menyebutkan, lebih dari 20 ribu warga sipil telah kembali ke distrik-distrik di Aleppo timur setelah wilayah pengepungan yang panjang.

Menurutnya, lebih dari 500 ribu penduduk Aleppo barat kini berkesempatan untuk bekerja dengan tenang tanpa diselimuti rasa takut akibat penembakan dan serangan teroris.

“Perdamaian telah kembali ke wilayah timur Aleppo yang sebelumnya dikuasai oleh teroris. Lebih dari 20 ribu warga sipil telah kembali ke rumah-rumah mereka,” katanya.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki