Kremlin: Perempuan Bisa Jadi Presiden Rusia Selanjutnya

Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov (kanan) dan penari Tatyana Navka.

Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov (kanan) dan penari Tatyana Navka.

TASS
Tak ada diskriminasi terhadap perempuan ataupun pemisahan berbasis gender dalam hukum yang mengatur persyaratan untuk menjadi presiden.

Kremlin tak menutup kemungkinan bahwa presiden Rusia selanjutnya bisa jadi seorang perempuan, kata Juru Bicara Presiden Rusia Dmitry Peskov, Kamis (23/2). Peskov menegaskan bahwa konstitusi negara tidak menghalangi perempuan Rusia mana pun untuk menjadi calon presiden.

“Mengenai isu calon presiden wanita, jawabannya sangat mudah: Konstitusi Federasi Rusia. Di situ tercantum jelas siapa saja yang dapat mencalonkan diri menjadi presiden Rusia,” ujar Peskov sebagaimana dikutip Sputnik.

Ia mengatakan bahwa tak ada diskriminasi terhadap perempuan ataupun pemisahan berbasis gender dalam hukum yang mengatur persyaratan untuk menjadi presiden.

Sebelumnya, Sergei Mironov, pemimpin partai sosialis demokratis A Just Russia, mengatakan bahwa beberapa anggota perempuan partainya mungkin akan mencalonkan diri sebagai presiden tahun depan.

Pilpres Rusia akan diadakan pada Maret 2018. Rusia, baik pada era modern maupun selama masa Uni Soviet, belum pernah memiliki presiden perempuan. 

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki