Sebuah kampanye yang menentang penerapan Hukum Dima Yakovlev di Barcelona, Spanyol.
Maite MontroiPada Senin (6/2), Pusat Penelitian Opini Publik Rusia VTsIOM melaporkan bahwa sebanyak 54 persen responden menentang penghapusan Hukum Dima Yakovlev. Sementara, hanya seperempat responden yang setuju terhadap penghapusan larangan tersebut dan empat persen lainnya memutuskan tidak menjawab pertanyaan.
Ketika para peneliti menanyakan para responden apakah mereka berniat mengadopsi anak di masa depan, sekitar 30 persen mengaku akan mempertimbangkan opsi itu. Sementara, lebih dari 64 persen mengatakan mereka tidak berencana mengadopsi anak, empat persen tidak menjawab pertanyaan, dan dua persen lainnya sudah mengadopsi anak.
Disahkan pada akhir 2012 dan berlaku sejak awal 2013, Hukum Dima Yakovlev dilihat sebagai langkah perlindungan terhadap anak-anak Rusia karena banyaknya laporan terhadap kasus kekerasan yang dilakukan warga AS terhadap anak angkat mereka yang berasal dari Rusia.
Beberapa pihak berargumen bahwa pelaku kekerasan tidak dihukum secara tepat karena sistem peradilan AS yang berbeda. Sementara, diplomat-diplomat Rusia di sana tidak diperbolehkan memantau atau menyelidiki kasus-kasus tersebut.
Januari lalu, Komisioner HAM, Demokrasi, dan Peraturan Hukum Kementerian Luar Negeri Rusia Konstantin Dolgov mengatakan bahwa Hukum Dima Yakovlev akan tetap berlaku karena otoritas AS tidak melakukan apa pun untuk membantu anak-anak Rusia yang diadopsi di Negeri Paman Sam.
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda