Survei, Hampir Separuh Warga Rusia Tolak Larangan Berhijab di Sekolah

Survei menunjukkan bahwa toleransi sosial dan psikologis masyarakat Rusia terhadap agama sudah lebih meningkat.

Survei menunjukkan bahwa toleransi sosial dan psikologis masyarakat Rusia terhadap agama sudah lebih meningkat.

AP
Satu dari dua responden menolak adanya larangan pemakaian jilbab dengan alasan agar anak-anak dari keluarga muslim dapat bersekolah dengan tenang.

Hampir separuh masyarakat Rusia menilai larangan penggunaan jilbab di sekolah tak seharusnya diterapkan, demikian dilaporkanRT mengacu kepada hasil jajak pendapat yang dilakukan Pusat Penelitian Opini Publik Rusia (VTsIOM), Rabu (31/1).

“Satu dari dua responden menolak larangan pemakaian jilbab dengan alasan agar anak-anak dari keluarga muslim dapat bersekolah dengan tenang,” demikian dipaparkan dalam hasil jajak pendapat tersebut.

Direktur Program Khusus VTsIOM Elena Mikhailova mengatakan bahwa selama beberapa tahun terakhir, toleransi sosial dan psikologis masyarakat Rusia terhadap agama sudah lebih meningkat. Menurutnya, orang-orang yang mempelajari agama kini sudah lebih mengerti mengenai pentingnya atribut keagamaan, seperti jilbab.

“Anak-anak muda zaman sekarang tidak terlalu mempersoalkan penampilan yang menunjukkan identitas suatu agama. Ini menjadi kunci pengembangan hubungan antaraumat beragama yang nyaman dan harmonis di negara ini,” kata Elena.

Berdasarkan survei, 47 persen responden yang menolak larangan penggunaan kerudung di sekolah sebagian besar berasal dari kalangan anak muda yang berusia di antara 18 – 24 tahun (meningkat jika dibandingkan dengan survei pada 2012, yaitu sebesar 35 persen).

Di sisi lain, sebanyak 47 persen responden lainnya yang mayoritas berusia di atas 45 tahun menilai bahwa penggunaan jilbab di sekolah tidak dapat diterima. Sementara enam persen lainnya menolak berpendapat.

Jajak pendapat ini dilakukan pada 28 – 29 Januari lalu melalui wawancara telepon dengan melibatkan 1.200 responden.

Islam di Rusia

Islam di Rusia adalah agama dengan jumlah penganut terbesar kedua setelah Kristen Ortodoks, yakni sekitar 21 – 28 juta penduduk atau 15 – 20 persen dari sekitar 142 juta penduduk.

Pro-Kontra Larangan Pemakaian Jilbab

Pekan lalu, Menteri Pendidikan Rusia Olga Vasiliyeva menyuarakan dukungannya terhadap larangan penggunaan jilbab di sekolah-sekolah.

Vasilyeva mengatakan bahwa seorang “penganut agama sejati”, menurutnya, tidak akan berusaha “menonjolkan bukti keimanannya dengan mengenakan atribut tertentu”. Pernyataan itu ia lontarkan saat mengomentari larangan penggunaan jilbab di sekolah di sebuah desa di Mordovia. Dia menambahkan, Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan bahwa “penggunaan jilbab, seperti halnya menekankan identitas kesukuan, tidak diperbolehkan di sekolah.”

Di sisi lain, Kepala Republik Chechnya Ramzan Kadyrov mengkritik  pernyataan Vasilyeva. Menanggapi pernyataan sang menteri, Kadyrov menegaskan bahwa “jilbab bukanlah atribut, melainkan bagian penting dari pakaian perempuan muslim”. Ia menambahkan bahwa ketiga putrinya mengenakan jilbab ke sekolah, dan terlepas dari itu ketiganya sanggup berprestasi. Kadyrov menyatakan bahwa ketiga putrinya tidak akan melepaskan jilbab mereka atas alasan apapun.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki