Ada sekitar 400 tentara dari Chechnya yang berpartisipasi menjaga ketertiban, penegakan hukum, serta pembangunan kota di Aleppo.
APRusia telah mengirim banyak tentara muslim Chechnya ke Aleppo, Suriah. Tentara-tentara ini merupakan bagian dari batalion polisi militer yang ditugaskan untuk mengembalikan hukum dan ketertiban di kota kedua terbesar di Suriah itu. Orang-orang Chechen, yang sebagian besar adalah muslim, dianggap lebih mudah berkomunikasi dengan warga setempat, ujar seorang pakar Timur Tengah kepada RT.
Batalion ini dikirim sejak akhir Desember lalu setelah Aleppo berhasil dibebaskan dari kelompok-kelompok pemberontak bersenjata. Selain menjaga ketertiban, tentara-tentara ini juga bertugas mengamankan para petugas yang menyalurkan bantuan kemanusiaan dan pasukan penyapu ranjau Rusia yang turut menolong warga setempat membangun kembali kehidupan mereka.
Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov mengungkapkan ada sekitar 400 tentara dari Chechnya yang berpartisipasi menjaga ketertiban, penegakan hukum, serta pembangunan kota di Aleppo.
“Para tentara merasa bangga dapat bertugas di Aleppo sebagai bagian dari penjaga perdamaian dan penegakan hukum, serta melindungi warga Suriah dari ancaman teroris,” ujar Kadyrov dalam akun Instagram-nya Senin minggu lalu (23/1).
Wartawan RT Maria Finoshina, yang baru saja balik dari Aleppo, berkata bahwa warga Suriah mengapresiasi patroli di jalanan-jalanan kota karena mereka khawatir dengan para penjarah yang hendak merampok rumah-rumah mereka yang hancur sementara orang-orang tengah berusaha membangun kembali tempat tinggal mereka. Warga kota menganggap orang-orang Rusia sebagai pelindung mereka, kata sang jurnalis.
Finoshina pun percaya bahwa misi ini akan semakin mudah karena sebagian besar orang-orang Chechen adalah muslim Sunni, seperti mayoritas warga Suriah.
“Anda tidak akan mau melihat orang yang sepenuhnya asing berpatroli di daerah Anda. Jadi, mengirim orang-orang Chechen adalah keputusan yang logis karena mereka bukan hanya muslim, tapi juga orang-orang Sunni,” ujar Finoshina seraya menambahkan bahwa Aleppo adalah “kota konservatif sehingga orang-orang Chechen seharusnya tidak akan merasa asing dengan tradisi budaya ataupun agama di sana”.
Pakar Timur Tengah Aki Rizk mengatakan kepada RT bahwa partisipasi orang-orang Chechen dapat membuat misi polisi militer Rusia di Aleppo semakin sukses.
“Ini adalah sebuah langkah yang tepat dan dapat menurunkan ketegangan,” ujarnya. Orang-orang Chechen dan Aleppo memiliki banyak kesamaan, baik dari segi budaya maupun kepercayaan, kata Rizk menambahkan.
Menurut Rizk, semangat antiteroris di antara masyarakat Aleppo juga berkontribusi dalam menyukseskan misi ini. “Warga Suriah sudah muak dengan kelompok teroris. Mereka akan bekerja sama dengan siapa pun yang menentang kelompok-kelompok ini,” katanya meyakini.
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda