Mufti Tatarstan Kritik Menteri Pendidikan Soal Larangan Berhijab di Sekolah

Seorang perempuan Chechen tengah melaksanakan ibadah salat di sebuah masjid.

Seorang perempuan Chechen tengah melaksanakan ibadah salat di sebuah masjid.

Reuters
Pernyataan menteri pendidikan dan ilmu pengetahuan Rusia terkait penggunaan jilbab di sekolah-sekolah dianggap sebagai sesuatu yang mengkhawatirkan.

Mufti Tatarstan Kamil Samigullin mengkritik Menteri Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Federasi Rusia Olga Vasilyeva atas komentarnya yang mendukung larangan berjilbab di sekolah.

“Xenofobia adalah penyakit masyarakat modern yang sangat berbahaya bagi negara kita yang multietnis. Itu sebabnya, saya menaruh perhatin mendalam sekaligus prihatin terhadap komentar Menteri Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Federasi Rusia Olga Vasilyeva yang menentang nilai-nilai budaya masyarakat muslim pribumi Rusia yang bersejarah,” kata Samigullin di Telegram-nya, seperti yang dikutipIslam.ru.

Sebelumnya pada Selasa (24/1) lalu, sang menteri mengatakan bahwa seorang “penganut agama sejati”, menurutnya, tidak akan berusaha “menonjolkan bukti keimanannya dengan mengenakan atribut tertentu”. Pernyataan itu ia lontarkan saat mengomentari larangan penggunaan jilbab di sekolah di sebuah desa di Mordovia. Dia menambahkan, Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan bahwa “penggunaan jilbab, seperti halnya menekankan identitas kesukuan, tidak diperbolehkan di sekolah.”

Menurut sang mufti, sekalipun sikap Vasilyeva terhadap jilbab merupakan pendapatnya pribadi dan bukan posisi resmi kementerian, “pernyataan tersebut tetap dianggap sebagai sesuatu yang mengkhawatirkan.”

Samigullin mengingatkan bahwa komentar semacam ini secara de facto telah mendiskriminasi praktik beragama dan menciptakan ketegangan yang tidak sehat di tengah masyarakat. “Hal-hal semacam ini dapat memecah-belah persatuan rakyat kita yang majemuk,” kata Samigullin.

Pro-Kontra Larangan Berhijab

Isu larangan berhijab telah menimbulan pro dan kontra di Rusia. Kepala Republik Chechnya Ramzan Kadyrov dengan lantang mengkritik komentar sang menteri dan mengatakan bahwa “tiga anak perempuannya tak akan pernah melepas jilbab mereka”.

Sementara, anggota partai ‘Rusia Bersatu’ (partai politik yang berkuasa di Rusia) akan mengajukan RUU yang melegalkan seluruh siswa di Chechnya mengenakan simbol keagamaan apa pun di sekolah-sekolah kepada parlemen. Ketua Parlemen Republik Chechnya Magomed Daudov mengatakan bahwa rancangan tersebut merupakan respons terhadap komentar Vasilyeva.

Di lain pihak, Kremlin menolak untuk ikut berdiskusi dan memilih untuk bersikap netral terhadap masalah ini. Pada Kamis (26/1), Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, “Pertama, untuk saat ini kami tidak ingin berpihak. Kedua, ada beragam pendekatan yang berbeda soal isu ini. Anda tahu, bahkan ada pendekatan yudisial, kalau saya tidak salah,” katanya berkata seraya menambahkan bahwa ada juga pendekatan nonyudisial.


Pasang-surut isu larangan berjilbab di Rusia

Apakah ada peraturan penggunaan jilbab di Rusia?

PNS perempuan di Chechnya wajib berjilbab

Penggunaan jilbab di lingkungan sekolah Republik Mordovia resmi dilarang

Majelis Ulama Rusia minta Putin dukung penggunaan jilbab di sekolah

Larangan penggunaan jilbab adalah pelanggaran HAM

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki