Otoritas setempat menegaskan bahwa kerabat dari militan yang terlibat dalam kegiatan teroris akan diusir dari kota tersebut sebagai bentuk tanggung jawab.
© Davide Monteleone for the Carmignac Gestion Photojournalism AwardSebuah musyawarah warga digelar pada Kamis (19/1) lalu di kota Shali, Republik Chechnya, untuk membahas nasib warga yang terlibat dengan kegiatan terorisme. Sebagaimana yang dilansir media Kavkasky Uzel, kantor walikota menegaskan bahwa keluarga dan kerabat warga yang terlibat terorisme akan diusir dari kota itu sebagai bentuk tanggung jawab.
Sebagian warga yang hadir mendukung langkah tersebut. Namun, ada pula yang tak setuju dan menilai bahwa pemerintah tengah berupaya untuk menghindar dari tanggung jawab atas tindakan ilegal yang kemungkinan dapat dilakukan oleh kerabat militan.
Kavkasky Uzel melaporkan, pertemuan serupa pernah diadakan sebelumnya di wilayah Chechnya lainnya, yaitu di pusat kota Kurchaloi dan di desa Tsotsin Yurk.
Pertemuan ini diadakan sehubungan dengan penangkapan tujuh warga Shali selama operasi khusus. Mereka ditahan atas dugaan keterlibatan dalam aksi terorisme. Mereka diketahui merencanakan pembunuhan petugas keamanan, pegawai pemerintah, pemuka agama beserta anggota keluarga mereka, dan aksi serangan terhadap unit pasukan federal, kata seorang narasumber dari badan penegak hukum Chechnya.
"Pertemuan tersebut dihadiri oleh sejumlah perwakilan dari kementerian dan departemen, aparat penegak hukum, tokoh masyarakat, pemuka agama, dan ratusan warga Shali," kata seorang narasumber di pemerintahan kota Shali.
Sebagaimana yang disampaikan narasumber, perwakilan dari pihak berwenang menekankan bahwa manifestasi ekstremis tak dapat dibiarkan. Karena itu, otoritas setempat menilai perlunya kontrol orangtua terhadap perilaku anak-anak muda demi mencegah mereka terjerumus dalam kegiatan yang ilegal dan dilarang di Rusia, khususnya terkait terorisme.
"Pada pertemuan tersebut telah disepakati bahwa untuk ke depannya, keluarga beserta kerabat orang-orang yang terlibat dalam kegiatan terorisme akan turut diusir dari republik," tutur sang narasumber.
Meski begitu, keputusan tersebut mengundang pro dan kontra di kalangan masyarakat. Adam, seorang warga kota Shali, mengaku mendukung keputusan tersebut. Menurutnya, pengusiran keluarga teroris dari wilayah republik tidak akan dilakukan secara langsung. Sebaliknya, masyarakat justru diberikan peringatan. Jika hal tersebut terulang kembali maka peraturan ini akan diterapkan. Menurutnya, siapa pun yang merencanakan kejahatan harus tahu apa konsekuensi perbuatannya.
"Pada 2001 silam, ada kelompok bersenjata yang membunuh saudara dan keponakan saya. Saya tahu betul rasanya kehilangan orang yang dicintai oleh orang-orang yang mengatasnamakan (dirinya) Islam," kata Adam.
Di sisi lain, ada pula warga yang memiliki pendapat berbeda. Seorang warga lainnya bernama Ismail menilai bahwa inisiatif untuk melangsungkan pertemuan itu datang dari pihak berwenang. Menurutnya, pemerintah ingin melepaskan diri dari tanggung jawab atas kemungkinan tindakan ilegal yang dapat dilakukan oleh keluarga militan.
"Berbicara tentang ancaman terorisme dan Wahhabisme, rasanya tidak adil jika orangtua harus bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukan anak-anak mereka," kata Ismail.
Menurut Ismail, otoritas setempat mengemukakan alasan bahwa menurut adat dan kebiasaan Chechnya, wajar jika keluarga penjahat atau pembunuh diusir dari desa dan menjadi sasaran kebencian.
"Tetapi, pada zaman dulu belum ada hukum tertulis, baik konstitusi maupun lembaga penegak hukum. Sementara, kami hidup di negara hukum, kami memiliki hukum federal. Di dalamnya tidak tertulis bahwa seorang ayah harus bertanggung jawab atas kejahatan yang dilakukan anaknya," tutur Ismail.
Ada peraturan tentang mengenakan jilbab
Di Chechnya, PNS perempuan bahkan wajib mengenakan jilbab
Biaya haji Rusia adalah yang termurah di dunia
Dalam 20 tahun, lebih dari 8.000 masjid dan sekolah muslim dibangun di Rusia
Lima koleksi naskah Alquran terpenting bahkan disimpan dengan baik di Rusia
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda