Dalam sebuah pertemuan di Jenewa pada 2009, Menlu AS Hillary Clinton menghadiahkan ‘tombol reset’ untuk Menlu Rusia Sergey Lavrov sebagai simbol untuk memperbaiki hubungan antara kedua negara — sesuatu yang tak pernah terjadi.
APTak ada ‘tombol reset’ untuk memperbaiki hubungan dengan Rusia, demikian disampaikan Presiden terpilih AS Donald Trump dalam konferensi pers di New York, AS, Rabu (11/1), seperti dilaporkanTASS.
"Rusia akan jauh lebih menghormati negara kita saat saya memimpin dan saya percaya serta berharap mungkin hal itu tidak akan terjadi, bisa saja. Namun, saya tidak akan memberikan tombol reset, seperti yang Hillary lakukan dulu. Silakan, tekan tombol plastik ini. Seseorang melihat itu dan berpikir apa yang sedang ia lakukan? Tak ada tombol reset. Entah kelak kita akan bersahabat atau tidak. Saya berharap kita dapat bersahabat, tapi jika tidak, itu juga mungkin," kata Trump.
"Rusia, Tiongkok, Jepang, Meksiko, semua negara akan lebih menghormati kita, jauh dibanding masa-masa pemerintahan sebelumnya," kata Trump.
Menanggapi informasi mengenai peretasan, Trump mengatakan bahwa AS "harus melakukan sesuatu untuk menyelesaikannya."
"Tidak hanya Rusia saja," kata Trump.
"Lihat apa yang terjadi. Kalian tidak memberitakannya dengan cara yang sama; 22 juta akun di negara ini diretas oleh Tiongkok. Dan hal itu terjadi karena kita tak punya pertahanan."
Saat pemilihan presiden, Trump menegaskan bahwa saingannya dari Partai Demokrat Hillary Clinton telah gagal memperbaiki hubungan Rusia dan AS.
Menurut Trump, hubungan Rusia-AS memburuk karena kesalahan yang dibuat oleh pemerintahan Clinton dan Obama.
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda