Selama di Suriah, Rusia Lakukan Lebih dari 71.000 Serangan Terhadap Teroris

Selama operasi, Pasukan Kedirgantaraan Rusia telah menghancurkan lebih dari 200 objek infrastruktur yang berada di bawah kontrol ISIS, serta 174 kilang minyak.

Selama operasi, Pasukan Kedirgantaraan Rusia telah menghancurkan lebih dari 200 objek infrastruktur yang berada di bawah kontrol ISIS, serta 174 kilang minyak.

Mil.ru
Pasukan Kedirgantaraan Rusia telah mengubah alur peperangan melawan terorisme di Suriah, kata kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia di Suriah.

Pasukan Kedirgantaraan Rusia telah melakukan lebih dari 19 ribu serangan mendadak dan 71 ribu serangan udara terhadap teroris sejak dimulainya kampanye militer di Suriah. Demikian hal itu dilaporkanSputnik, mengutip keterangan Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia Jenderal Valery Gerasimov, Selasa (10/1).

"Pasukan kedirgantaraan kami telah mengubah alur peperangan melawan terorisme di Suriah," kata Gerasimov dalam sebuah pertemuan di Kementerian Pertahanan Rusia.

Lebih dari 12.360 meter persegi dan 499 permukiman telah dibebaskan dari teroris sejak dimulainya kampanye Pasukan Kedirgantaraan Rusia di Suriah, kata Gerasimov.

Gerasimov menyebutkan, selama operasi, Pasukan Kedirgantaraan Rusia telah menghancurkan lebih dari 200 objek infrastruktur yang berada di bawah kontrol ISIS, serta 174 kilang minyak. 

"Serangan-serangan ini tidak hanya mengganggu sistem pasokan kelompok militan ISIS, tapi juga menjauhkan mereka dari sumber utama pendapatan mereka (minyak)," kata Gerasimov. 

Gerasimov menekankan bahwa seluruh serangan udara hanya dilakukan setelah data intelijen diverifikasi oleh berbagai sumber, termasuk data pengintaian udara dan data dari pesawat tanpa awak (UAV). 

‘Peran’ Koalisi Pimpinan AS

Pada saat yang sama, koalisi internasional antiterorisme pimpinan AS telah gagal untuk mencapai hasil yang signifikan di Suriah. Menurut Gerasimov, koalisi pimpinan AS justru menambah jumlah korban di kalangan warga sipil dan pasukan pemerintah.

"Mereka belum mencapai hasil yang signifikan. Sejumlah besar warga sipil dan pasukan pemerintah tercatat menjadi korban serangan mereka," kata Gerasimov.

Pada 6 Januari, Staf Umum mengumumkan dimulainya pengurangan militer Rusia di Suriah dengan menarik rombongan kapal Armada Utara yang dipimpin kapal induk Laksamana Kuznetsov. 

Rusia telah melakukan operasi militer terhadap teroris di Suriah sejak 30 September 2015 atas permintaan Presiden Bashar al-Assad.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki