Presiden Rusia Vladimir Putin (tengah) dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov (kiri) menyimak penjelasan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu di Moskow, Kamis (29/12) terkait gencatan senjata di Suriah.
APPemerintah Suriah dan kelompok oposisi bersenjata telah mencapai kesepakatan gencatan senjata di wilayah Suriah dan siap untuk memulai dialog perdamaian, demikian disampaikan Presiden Rusia Vladimir Putin, seperti dikutipSputnik, Kamis (29/12).
“Baru saja dikabarkan bahwa hari ini, beberapa jam lalu, telah berlangsung sebuah peristiwa terjadi yang tak hanya telah lama kami tunggu-tunggu, tapi juga telah kami upayakan dengan sekuat tenaga untuk mewujudkannya. Tiga dokumen telah ditandatangani,” kata Putin.
“Dokumen pertama (adalah kesepakatan yang ditandatangani) antara pemerintah Suriah dan kelompok oposisi bersenjata perihal gencatan senjata di Republik Arab Suriah. Dokumen kedua adalah rangkaian tindakan untuk mengawasi kesepakatan gencatan senjata. Sementara dokumen ketiga adalah pernyataan kesiapan untuk memulai negosiasi damai dalam penyelesaian krisis Suriah,” terang Putin dalam pertemuan dengan menteri luar negeri dan pertahanan Rusia.
Putin menambahkan bahwa kesepakatan terkait Suriah sungguh rentan dan butuh perhatian khusus dan kesabaran, serta kontak yang berkesinambungan dengan para rekan.
Sementara, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengungkapkan harapan bahwa AS di bawah pemerintahan Donald Trump dapat bergabung dengan upaya Rusia, Iran, dan Turki dalam penyelesaian krisis Suriah.
“Saya berharap segera setelah pemerintahan Donald Trump masuk Gedung Putih, mereka juga akan bergabung dalam upaya penyelesaian krisis Suriah, sehingga kami dapat bekerja sama dalam tujuan ini,” kata Lavrov saat bertemu Presiden Putin.
Putin juga telah menginstruksikan menteri luar negeri dan pertahanan Rusia, Sergey Lavrov dan Sergei Shoigu, untuk mengatur kontak dengan pemimpin Turki, Iran, dan Suriah guna mengoordinasikan langkah lebih lanjut terkait kesepakatan Suriah.
Sebelumnya, Turki dan Rusia telah menyetujui rancangan rencana gencatan senjata nasional di Suriah yang kemudian diberikan ke Damaskus untuk dipertimbangkan, demikian dikabarkan media Turki Anadolu, seperti dikutip RT Rabu (28/12).
Pada 20 Desember, menteri-menteri luar negeri Rusia, Iran, dan Turki bertemu di Moskow. Mereka menekankan pentingnya memperluas rezim gencatan senjata di Suriah dan mengumumkan kesediaan mereka untuk menjadi mediator dalam kesepakatan antara Damaskus dan kelompok oposisi.
Tiga hari sebelumnya, Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan membahas kemungkinan untuk menyelenggarakan dialog antara pemerintah Suriah dan kelompok oposisi di Astana, ibu kota Kazakhstan.
Menurut narasumber anonim dari kantor berita Anadolu, proposal yang diajukan Moskow-Ankara tersebut efektif mulai Kamis (29/12) dini hari waktu setempat.
Jika kesepakatan ini dapat dipertahankan, pemerintah Suriah dan kelompok oposisi akan melakukan negosiasi damai di Astana yang dimediasi oleh Rusia dan Turki.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda