Seorang pria bersenjata api menyerang dubes Rusia di Ankara saat ia tengah menyampaikan pidatonya pada pembukaan pameran foto "Rusia di mata orang Turki", Senin (19/12).
APKoalisi bersenjata Jaish al-Fatah, yang termasuk kelompok ekstremis Jabhat Fateh Al-Sham (dulu dikenal sebagai Jabhat al-Nusra) mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan Duta Besar Rusia untuk Turki Andrey Karlov, demikian dilaporkan media Al-Youm Al-Sabea, Rabu (21/12).
Sebuah salinan pernyataan aliansi kelompok ekstremis tersebut, yang menyebutkan keterlibatan mereka atas pembunuhan yang terjadi di Ankara, dipublikasikan di situs Al-Youm Al-Sabea.
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan Moskow harus mengetahui secara pasti siapa yang berada di balik pembunuhan Duta Besar Rusia untuk Turki Andrey Karlov yang terjadi Senin (19/12).
"Komite Investigasi Rusia telah membuka kasus pidana atas pembunuhan ini. Komite telah diperintahkan untuk mendirikan kelompok kerja gabungan dan pergi ke Ankara untuk turut menyelidiki kejahatan ini bersama-sama dengan mitra Turki kami," kata sang presiden pada pertemuan di Kremlin yang dihadiri Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, Direktur Dinas Keamanan Federal (FSB) Aleksandr Bortnikov, dan Direktur Dinas Intelijen Luar Negeri Sergey Naryshkin.
Menurut Putin, kesepakatan ini dicapai selama percakapan telepon dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan.
"Kami harus mengetahui siapa yang berada di balik pembunuhan ini," kata Putin menekankan.
Putin telah menyerukan untuk meningkatkan keamanan terhadap seluruh diplomat Rusia di Turki. Sang presiden menekankan Rusia membutuhkan "jaminan dari pihak Turki untuk mengamankan badan-badan diplomatik Rusia di bawah konvensi Wina terkait hubungan diplomatik."
Presiden Rusia menuntut peserta dalam pertemuan malam itu untuk "membuat proposal yang terkoordinasi untuk meningkatkan langkah-langkah keamanan terhadap diplomat Rusia di luar negeri."
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Rusia mengonfirmasi kematian Duta Besar Rusia untuk Turki Andrey Karlov. Pernyataan itu diungkapkan Juru Bicara Kemenlu Rusia Maria Zakharova, seperti yang dikutipRT.
Seorang pria bersenjata api menyerang dubes Rusia di Ankara saat ia tengah menyampaikan pidatonya pada pembukaan pameran foto "Rusia di mata orang Turki", Senin (19/12).
Media Turki melaporkan, sang pelaku akhirnya tewas terbunuh oleh Pasukan Khusus Turki.
Pertama kali dipublikasikan oleh TASS.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda