Duta Besar Rusia untuk Turki Andrey Karlov tewas ditembak di Ankara, (19/12).
ReutersPembunuhan Duta Besar Rusia untuk Turki di Ankara adalah provokasi yang hendak mengalihkan negosiasi perdamaian Suriah, kata Presiden Rusia Vladimir Putin seperti dikabarkanSputnik, Selasa (20/12).
"Kejahatan ini jelas sebuah provokasi yang bertujuan menghambat normalisasi hubungan Rusia-Turki, serta mengalihkan proses perdamaian di Suriah yang secara aktif dimediasi oleh Rusia, Turki, dan Iran," kata Putin dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dan kepala badan keamanan Rusia di Kremlin.
"Satu-satunya respons terhadap kejahatan ini adalah dengan memperkuat perlawanan terhadap terorisme," tegas Putin.
Rusia telah menyampaikan bahwa mereka akan mengirim tim investigasi ke Turki setelah peristiwa pembunuhan Duta Besar Andrey Karlov di Ankara, kemarin (19/12).
Putin telah berkomunikasi dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan melalui telepon dan keduanya sepakat bahwa pembunuhan keji tersebut merupakan provokasi.
Menteri luar negeri dan pertahanan dari Rusia, Turki, dan Iran dijadwalkan membahas rencana negosiasi guna menghentikan perang sipil Suriah yang telah merenggut ratusan ribu nyawa dan menelantarkan jutaan pengungsi Pada Selasa (20/12). Militer Rusia melaporkan bahwa ketiga negara akan bertemu di Moskow untuk menerapkan protokol Dewan Keamanan PBB untuk mengakhiri kekerasan yang telah memporak-porandakan Suriah. Menteri luar negeri Turki mengonfirmasi bahwa pembahasan tersebut akan tetap berjalan sesuai rencana terlepas dari peristiwa pembunuhan yang terjadi.
Sebelumnya, Rusia dan Turki melakukan negosiasi untuk menerapkan gencatan senjata di Aleppo dalam upaya mengevakuasi warga sipil yang terjebak dalam baku tembak di Aleppo. Turki mengatakan kepada AP bahwa mereka telah mengevakuasi sekitar 12 ribu warga sipil dari Aleppo.
Putin juga meminta Menteri Luar Negeri Rusia untuk memberikan penghargaan negara kepada duta besar Karlov yang tewas ditembak oleh anggota kepolisian Turki. Sang presiden mengatakan memerintahkan Kementerian Luar Negeri Rusia menganugerahi tanda jasa anumerta pada Karlov untuk mengenang jasa-jasanya.
Sementara, Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan menegaskan bahwa siapa pun yang ingin merusak hubungan Turki denga Rusia melalui serangan ini, "Tujuan Anda tak akan tercapai." Ia menyebut serangan tersebut sebuah provokasi yang dimaksudkan untuk merusak hubungan Turki dan Rusia.
Erdoğan menegaskan akan ada investigasi gabungan dari kedua negara terkait pembunuhan ini dan peristiwa ini tak akan mengalihkan negosiasi yang sedang berjalan antara Turki, Rusia, dan Iran untuk mencari solusi atas konflik Aleppo.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda