Tentara Suriah: Saya Ingin Dunia Tahu, Front al-Nusra Membantai Warga Kami

Pada Minggu (11/12) Tentara Suriah secara resmi mengumumkan kemenangan mereka di Aleppo.

Pada Minggu (11/12) Tentara Suriah secara resmi mengumumkan kemenangan mereka di Aleppo.

Alla Shadrova, Spike Rogers
Media Rusia Sputnik betemu dan mewawancarai Kapten Tentara Suriah Antoine Abboud, yang saat ini berada di distrik lama Aleppo Timur. Sang kapten berbagi cerita tentang situasi di Aleppo berdasarkan pandangan dan pengalamannya di lapangan.

Sebelumnya pada hari itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa seluruh distrik di Aleppo Timur telah dibebaskan dari teroris, sementara hanya ada sedikit area yang masih menjadi tempat pertahanan militan.

"Saya tidak tahu apa yang telah terjadi di media. Saya tidak bisa menonton televisi. Para prajurit tidak memiliki internet, mereka tidak tahu apa yang dikatakan (di media). Apa yang kami ketahui adalah bahwa ketika kami datang ke Aleppo situasi sangat buruk. Salah satu prajurit saya bahkan terbunuh," kata Abboud kepada Sputnik.

"Orang-orang meminta kami (Angkatan Darat Suriah) untuk memberi bantuan makanan, kami memberi mereka makanan." — Antoine Abboud
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa di Kota Tua ada seorang perempuan yang jatuh sakit. Para prajurit memanggil dokter tentara dan dia mengatakan bahwa dia membutuhkan operasi, "Dokter memulai operasi dengan segera untuk menyelamatkan hidupnya," kata sang kapten.

"Orang-orang meminta kami (Angkatan Darat Suriah) untuk memberi bantuan makanan, dan kami beri mereka makanan. Seorang tentara bahkan menggendong seorang pria tua di punggungnya," kenang Abboud.

Berbicara tentang pertempuran di Aleppo, sang kapten mengatakan bahwa teroris al-Nusra berada di balik pembunuhan warga sipil di Aleppo."

"Kami datang untuk membantu rakyat kami, saudara-saudara kami." — Antoine Abboud​
Saya hanya ingin kebenaran ditegakkan. Saya tidak tahu apa yang dikatakan internet, apa yang dikatakan di televisi. Saya hanya peduli dengan kebenaran dan kami datang untuk membantu rakyat kami, saudara-saudara kami," terang sang kapten.

Abboud mengatakan bahwa AS sedang membantu al-Nusra. "Front al-Nusra memiliki roket TOW. Dari mana para teroris mendapatkan roket ini? Mereka memiliki pasokan makanan Amerika, senjata Amerika, obat-obatan Amerika, dan lain-lain." 

Front al-Nusra

Front al-Nusra atau Jabhat al-Nusra adalah kelompok milisi dan cabang Al-Qaeda yang sedang bertempur di Suriah melawan Presiden Bashar Assad. Kelompok milisi ini dibentuk pada 23 Januari 2012.Jabhat al-Nushra didirikan oleh Abu Muhammad al-Jaulani yang saat itu menjadi bagian dari ISI (Negara Islam Irak) pimpinan Abu Bakar al-Baghdadi. Namun pada awalnya, hubungan al-Nushra dengan ISI berada di bawah tanah atau disembunyikan. Setelah terlibat konflik dan pertempuran dengan induknya karena menolak untuk dilebur dengan ISI, al-Nusra memutuskan untuk menginduk kepada kelompok Al-Qaeda pimpinan Ayman az-Zawahiri.

Para prajurit Tentara Suriah menemukan ini semua ketika mereka datang membebaskan Aleppo Timur.

Ia juga menambahkan bahwa teroris al-Nusra adalah pihak yang bertanggung jawab dalam penyerangan rumah sakit Rusia yang menewaskan dua orang dokter Rusia.

"Sekarang (perang) sudah lima tahun, kami kesulitan mengambil alih kota (Aleppo) karena ada warga sipil, <...> perempuan dan orang-orang tua yang berada di Aleppo," kata sang kapten menjelaskan mengapa Tentara Suriah sangat berhati-hati dalam operasinya. 

"Sama sekali tidak ada jet Rusia selama pertempuran bulan lalu," tambahnya.

"Tidak ada jet Rusia selama pertempuran." — Antoine Abboud​​
Berbicara tentang kesatuan Angkatan Darat Suriah yang memainkan peran dalam pembebasan ini, Kapten Abboud mengatakan, "Tentara Suriah terdiri dari warga negara Suriah saja. Kami berasal dari berbagai kota, dari Aleppo, Damaskus, Deir ez-Zor, dan lain-lain, tapi semua berasal dari kota-kota di Suriah saja. Saya seorang Kristen, tapi kami — di dalam kesatuan Tentara Suriah — ada orang Alawi, Kurdi, Sunni, Syiah, dan kami semua bersama-sama berjuang melawan teroris."

Sementara, para teroris al-Nusra yang melakukan pembunuhan berasal dari Afrika dan Chechnya. Abbuoud menyebutkan bahwa di Suriah tidak ada orang Afrika. Jadi, para teroris ini sebetulnya bukan orang Suriah."

Berbicara tentang langkah apa selanjutnya yang tengah disusun Angkatan Darat setelah pembebasan Aleppo, sang kapten mengatakan, "Saat ini di Aleppo situasinya sangat tenang. Orang-orang sangat senang di distrik tempat saya berada sekarang. Mengenai langkah selanjutnya, saya belum tahu karena komandan saya belum memberi instruksi apa pun. Namun di satu sisi, kami sedih karena teroris kini pergi ke Idlib. "

"Mereka adalah teroris dan mereka ingin membunuh orang. Mereka akan membunuh sebanyak mungkin orang di Suriah atau mungkin di negara lain." — Antoine Abboud​​
Dia menambahkan bahwa yang dia inginkan hanyalah melenyapkan teroris. "Saya hanya ingin menghancurkan teroris. Mereka adalah teroris dan mereka ingin membunuh orang. Mereka akan membunuh sebanyak mungkin orang di Suriah atau mungkin di negara lain."

Abboud mengatakan bahwa distrik tempat ia berada sekarang dalam keadaan damai dan tenang. Namun, ada banyak rumah yang berada dalam kondisi rusak parah dan bahkan banyak yang telah hancur sepenuhnya.

"Ketika Tentara Suriah datang ke Aleppo, kami menyediakan tempat penampungan sementara untuk para warga. Sekarang, renovasi telah dimulai di distrik Kota Tua di Aleppo Timur. Ada makanan dan air. Palang Merah telah tiba dan ada dokter, ambulans, roti dan air bagi masyarakat," kata kapten menyimpulkan.

Kemenangan Damaskus di Aleppo

Selama tiga minggu terakhir, tentara Suriah telah membebaskan lebih dari 98 persen wilayah Aleppo timur yang telah diduduki kelompok teroris sejak 2012. Sebanyak 100 ribu penduduk dari kota itu pun berhasil dibebaskan.

Pada Minggu (11/12) Tentara Suriah secara resmi mengumumkan kemenangan mereka di Aleppo. Dalam kurun waktu 24 jam setelah pembebasan Aleppo, pusat rekonsiliasi Rusia telah mengevakuasi lebih dari 7.000 warga sipil, dan sebanyak 375 orang milisi mengaku menyerah.

“Dalam waktu 24 jam, pusat rekonsiliasi Rusia mengevakuasi 7.796 warga sipil dari wilayah Aleppo. Sebanyak 375 militan telah menyerahkan senjata mereka dan meninggalkan bagian barat kota tersebut,” tulis keterangan dari pusat rekonsiliasi.

Pertempuran Aleppo berlangsung lebih dari empat tahun sejak 19 Juli 2012. Dalam 24 jam terakhir menjelang kemenangan, sekitar 10 ribu hingga 13 ribu warga sipil telah meninggalkan kota. Dengan demikian, berdasarkan laporan, total pengungsi saat ini mencapai sekitar 130 ribu warga.

Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki