Tahun ini, sebanyak 160 contoh senjata telah diuji coba di lokasi uji coba Kapustin Yar, jumlah yang meningkat dua kali lipat dibanding tahun lalu.
Sergey Kazak / RIA NovostiPasukan Misil Strategis Rusia mengoperasikan sekitar 400 misil balistik antarbenua, yang mencakup lebih dari 60 persen hulu ledak dan pengangkut armada nuklir Rusia, demikian disampaikan Komandan Pasukan Misil Strategis Kolonel Jenderal Sergei Karakayev pada TASS, Kamis (15/12).
"Saat ini, pasukan kami memiliki sekitar 400 misil balistik antarbenua berhulu ledak nuklir dengan beragam kategori kapasitas," terang sang komandan.
Selain dimiliki pasukan ini, kompleks misil Rusia juga mempersenjatai pasukan strategis laut dan udara, terang Karakayev.
Sebanyak 99 persen peluncur misil yang dimiliki Pasukan Misil Strategis berada dalam kondisi siaga tempur.
Seperti yang disampaikan Karakayev, anggaran yang dialokasikan di bawah program persenjataan negara hingga 2020 memungkinkan pasukan misil dapat mempertahankan kecepatan pembaharuan senjata mereka.
Dalam periode yang sama, sistem kontrol tempur pasukan dan senjata juga akan ditingkatkan secara kualitatif, tambah Karakayev.
"Tujuan akhirnya ialah membuat pasukan kami memiliki struktur yang seimbang serta mampu mengoperasikan sejumlah misil yang didesain untuk beragam misi secara optimal, untuk memastikan pertahanan nuklir dan keamanan Rusia," terang sang komandan militer.
Sistem misil strategis Rusia Sarmat akan mulai beroperasi pada 2019 – 2020, seiring dengan penarikan misil Voyevoda dari militer Rusia.
Karakayev menjelaskan bahwa parameter keandalan Voyevoda tetap stabil selama 28 tahun beroperasi. Militer Rusia telah memutuskan akan tetap menggunakan kompleks Voyevoda hingga 2022.
Sebelumnya, ada kabar yang menyebutkan bahwa misil kelas berat dengan bahan bakar cair Sarmat akan mulai beroperasi pada akhir 2018.
Misil ini mampu mengangkut beban seberat 10 ton, lebih unggul dibanding pendahulunya yang hanya mampu mengangkut beban seberat 8,75 ton.
Prototipe Sarmat telah tersedia sejak musim gugur 2015, tapi sejauh ini belum ada uji coba peluncuran. Seorang narasumber dari kompleks industri pertahanan di pabrik Plesetsk menyampaikan bahwa perangkat ini belum siap, dan uji coba pertama kabarnya akan dilakukan pada akhir 2016.
Sepanjang 2016, Pasukan Misil Strategis telah melakukan enam peluncuran misil, yang terdiri dari emapt peluncuran sistem misil baru, satu peluncuran untuk memperpanjang operasi misil yang ada, serta satu peluncuran latihan tempur.
Karakayev menjelaskan bahwa Rusia selalu memberitahu AS mengenai semua peluncuran misilnya paling lambat 24 jam sebelum operasi tersebut dijalankan. Hal itu sesuai dengan Traktat 1988 yang disepakati Uni Soviet dan AS dan dalam kerangka kerja trakat pengurangan senjata strategis saat ini.
"Pemberitahuan tersebut menyampaikan tanggal rencana peluncuran, lokasi, serta area yang akan menjadi target hulu ledak," terangnya.
Tahun ini, sebanyak 160 contoh senjata telah diuji coba di lokasi uji coba Kapustin Yar, jumlah yang meningkat dua kali lipat dibanding tahun lalu.
Pada 2017, Karakayev menjelaskan bahwa fasilitas uji coba akan selesai diperbaharui, sehingga Rusia akan meningkatkan intensitas peluncuran serta memperluas jangkauan uji coba tersebut.
Pertama kali dipublikasikan oleh TASS.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda