Pada 2012, Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan untuk memberikan gelar persahabatan kepada Rex Tillerson, yang kini terpilih sebagai Menteri Luar Negeri AS di bawah pemerintahan Donald Trump kelak
Alexei Druzhinin/RIA NovostiPresiden terpilih AS Donald Trump menunjuk Direktur ExxonMobil Rex Tillerson sebagai Menteri Luar Negeri AS di bawah pemerintahannya. Sang raja minyak tersebut sebelumnya pernah beberapa kali mengunjungi Gedung Putih untuk memastikan sanksi yang diberikan bagi Rusia tak akan menyulitkan perusahaannya. Meski kunjungannya tak diekspos, kini muncul asumsi bahwa ia akan bersikap cukup lunak terhadap Rusia, demikian dikabarkanPravda.ru, Selasa (13/12).
Rex Tillerson merupakan pemimpin perusahaan minyak terbesar di AS ExxonMobil. Tahun lalu, Tillerson masuk dalam jajaran 25 orang paling berpengaruh di dunia. Ia sempat berusaha membatalkan larangan yang telah berjalan sepuluh tahun terkait ekspor minyak mentah dari AS.
Dua tahun lalu, Tillerson mempertanyakan efektivitas pemberian sanksi terhadap Rusia. Ia menilai Uni Eropa tak akan mematuhi pemberian sanksi tersebut secara ketat, sehingga sang pengusaha khawatir rival Eropanya akan mengambil keuntungan dari situasi yang ada.
Ia juga menganjurkan pencabutan sanksi yang membatasi pengembangan proyek ekspor gas alam cair (LNG). Perusahaan Tillerson bahkan tak menghentikan kerja sama dengan perusahaan minyak Rusia Rosneft setelah AS mengirim sanksi terhadap Rusia.
Langkah Tillerson disambut baik oleh Rusia. Pada 2012, Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan untuk memberikan gelar persahabatan kepada Rex Tillerson.
Menurut Trump, pengalaman Tillerson bekerja di Rusia merupakan salah satu kelebihan yang ia miliki dan dapat menjadi keuntungan.
Sebelumnya, kemenangan presiden terpilih AS dari Partai Republik Donald Trump diprediksi akan membawa angin segar bagi hubungan Rusia-AS. Dalam ucapan selamat yang dikirim melalui telegram, Putin berharap akan ada dialog antara Moskow dan Washington, dengan memperhatikan posisi kedua negara, dapat memenuhi kepentingan AS dan Rusia. Meski demikian, ia sadar bahwa jalan untuk mewujudkan hal itu akan sulit.
Sementara, mantan Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel mengatakan bahwa salah satu prioritas untuk presiden AS selanjutnya ialah ‘reset’ sesungguhnya dengan Rusia, menyebutkan bahwa sentimen anti-Rusia di Amerika telah mencapai titik didih dan berada di level terburuk sejak Perang Dingin.
Duta Besar AS untuk Rusia John Tefft juga menyampaikan pada TASS pada Rabu (9/11) bahwa Rusia akan menjadi salah satu isu utama yang akan menjadi prioritas, bersama dengan konflik Suriah dan Ukraina, dan berharap pemerintahan AS di bawah Trump akan berhasil dalam bidang ini.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda