Di Area ‘1070’ di barat daya pinggiran kota Aleppo, para pakar dari Kementerian Pertahanan Rusia melakukan identifikasi cepat dari sembilan sampel pilihan (serpihan bahan peledak, tanah dari lubang, tempat-tempat jatuhnya peluru).
mil.ruPakar Rusia menemukan bukti bahwa kelompok teroris telah menggunakan senjata kimia dalam serangan mereka di Aleppo, kata Kementerian Pertahanan Rusia. Namun demikian, PBB belum mengirim spesialis apa pun ke Aleppo meski telah diminta berkali-kali, demikian dilaporkan RT, Senin (21/11).
Menurut Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia Mayjen Igor Konashenkov, petugas dari pusat penelitian Pertahanan Radiologi, Kimia, dan Biologi menemukan bukti di Area 1070 Aleppo.
“Di Area ‘1070’ di barat daya pinggiran kota Aleppo, para pakar dari Kementerian Pertahanan Rusia melakukan identifikasi cepat dari sembilan sampel pilihan (serpihan bahan peledak, tanah dari lubang, tempat-tempat jatuhnya peluru), yang mengonfirmasi bahwa kelompok teroris telah menggunakan zat klorin dan fosfor putih untuk mengisi amunisi mereka,” terang Konashenkov.
Menurut Konashenkov, para pakar Rusia mengambil bioassay dari empat warga Suriah yang terluka dalam serangan kimia untuk pengujian lebih dalam.
Ini bukan pertama kalinya Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan serangan kimia di Area 1070. Sebelumnya, kementerian juga melaporkan peluru utuh di daerah pemukiman yang mengindikasikan bahwa kelompok teroris di Aleppo telah menggunakan senjata kimia.
Moskow kemudian meminta OPCW untuk mengirimkan misi ke Aleppo. Konashenkov mengatakan bahwa data dari analisis sampel tanah dan serpihan peluru kimia yang ditemukan pakar Rusia di Aleppo akan diberikan ke OPCW mengikuti prosedur yang ada.
Tentara Suriah baru-baru ini telah menduduki Area 1070, tapi wilayah permukiman terus diserang.
Sejak September lalu, Staf Umum Rusia telah mengingatkan bahwa kelompok teroris dapat menggunakan senjata kimia terhadap warga sipil dan tentara pemerintah di Aleppo, tapi kesalahannya akan ditumpahkan ke Damaskus untuk merusak proses perdamaian di wilayah tersebut.
Pada bulan Oktober, media Suriah melaporkan bahwa gas beracun telah digunakan di wilayah pemerintahan di Aleppo, yang menyebabkan masalah pernapasan besar di antara penduduk lokal. Gejala dari 15 orang yang terluka menunjukan penggunaan gas klorin beracun tinggi, demikian disampaikan dokter setempat kepada RT.
Kelompok militan juga dilaporkan menggunakan gas beracun dalam serangan terhadap Akademi Militer Assad di Desa Assad, bagian barat Aleppo saat pasukan pemerintah Rusia dan Suriah telah menghentikan serangan di wilayah kelompok pemberontak.
Pada 18 Oktober, Rusia menghentikan serangan udaranya di Aleppo, yang tetap memisahkan antara pasukan pemerintah Suriah dan kelompok teroris, berharap inisiatif tersebut akan menghasilkan gencatan senjata yang telah ditunggu lama. Rusia juga telah mengatur secara rutin “jeda kemanusiaan” selama sepuluh jam di kota tersebut.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda