Presiden terpilih AS Donald Trump dapat menghidupkan kembali rencana Presiden AS Barack Obama dalam melakukan serangan udara gabungan AS-Rusia yang bertujuan melenyapkan kelompok teroris, tulis media Rusia Sputnik, Rabu (16/11).
Kerja sama terdekat antara Moskow dan Washington akan fokus dalam upaya memerangi terorisme, demikian dilaporkan surat kabar The Washington Times mengutip narasumber militer dan diplomatik.
Menurut The Washington Post, rencana pembentukan Pusat Integrasi Gabungan di Jenewa pada September lalu, yang terdiri dari pejabat militer Rusia dan AS, akan disampaikan kepada pemerintah Trump.
Pada Senin (14/11), Presiden Rusia Vladimir Putin dan Trump melakukan pembicaraan melalui telepon untuk pertama kalinya. Kremlin menyampaikan bahwa keduanya membahas seputar hubungan AS dan Rusia, perang melawan terorisme, serta situasi di Suriah. Mereka juga setuju akan pentingnya memperbaiki hubungan bilateral yang memburuk.
Pada 9 September, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan Menteri Luar Negeri AS John Kerry membuat rencana perdamaian untuk mengatasi konflik Suriah. Perjanjian gencatan senjata kemudian berakhir gagal akibat banyaknya pelanggaran yang menyebabkan pertempuran tajam antara pemerintah Suriah dan kelompok militan di Aleppo, Suriah. Pemerintah Suriah telah mengumumkan berakhirnya masa gencatan senjata, sementara Rusia mengatakan bahwa AS gagal memenuhi kewajibannya memisahkan kelompok teroris dari kelompok oposisi moderat.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda