Diplomat Rusia Dihalangi Pantau Pemilu di TPS Amerika Serikat

Salah seorang suporter mengenakan topeng Hillary Clinton dan memegang topeng Donald Trump pada paruh pertama pertandingan sepak bola NFL antara New York Jets melawan Arizona Cardinals.

Salah seorang suporter mengenakan topeng Hillary Clinton dan memegang topeng Donald Trump pada paruh pertama pertandingan sepak bola NFL antara New York Jets melawan Arizona Cardinals.

AP
Moskow akan melakukan hal yang sama terhadap pejabat Kedubes AS di Rusia.

Moskow mengecam tindakan AS yang membatasi diplomat Rusia untuk mengakses lokasi pemungutan suara pemilu presiden Amerika Serikat dan menyebut langkah tersebut ‘tak bisa diterima’. Sementara, Kedutaan Besar AS di Moskow menyangal bahwa diplomat Rusia dihalangi untuk memantau pemilu yang sedang berlangsung, demikian dilaporkan RT.

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov menyebutkan bahwa Moskow secara resmi telah memberitahu AS bahwa pembatasan akses tersebut akan mendapat respon yang sama untuk diplomat AS di Rusia, tulis kantor berita RIA Novosti, Selasa (8/11).

Pernyataan Ryabkov disampaikan beberapa jam setelah juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menyampaikan melalui halaman Facebook-nya bahwa diplomat Rusia yang hendak ikut mengobservasi jalannya pemilu AS menerima intimidasi terbuka.

“Kementerian Luar Negeri AS menyarankan mereka untuk tak mendekati lokasi pemungutan suara dan pemerintah di beberapa negara bagian bahkan mengancam diplomat dengan tuntutan kriminal,” tulis Zakharova.

Sebuah operasi khusus bahkan dijalankan di Houston — dengan gaya film laga Hollywood — memblokir mobil milik pegawai Konsulat Jenderal Rusia, lanjut Zakharova.

“Mereka menghentikan mobil dan menyuruh para diplomat untuk tidak melihat atau memikirkan pemilihan presiden AS. Mereka bertanya, ‘Mengapa Anda memikirkan pemilu kami’?” terang sang jubir.

Pada Oktober lalu, Kedubes Rusia di Washington menyebutkan bahwa para diplomat Rusia di AS diancam dengan tuntutan kriminal jika mereka mencoba memantau pemilu presiden dan pemilu kongres AS di TPS.

Sanggahan Washington

Pihak Kedutaan AS di Moskow mengaku telah menerima surat dari Kementerian Luar Negeri Rusia mengenai pemantauan pemilu di Amerika Serikat sejak 26 Oktober lalu.

Menurut Juru Bicara Kedutaan AS di Moskow Maria Olson, tuduhan Rusia bahwa pemerintah AS melarang pihaknya mengamati pemilu sungguh tak berdasar. Olson menjelaskan bahwa Rusia juga diundang untuk bergabung dengan delegasi OSCE (Organisasi Keamanan dan Kerja Sama Eropa), baik dalam kelompok pengamat jangka panjang maupun jangka pendek.

“Selain itu, personel Kedutaan Rusia di AS, bersama personel semua kedutaan dari negara OSCE yang berbasis di Amerika Serikat, juga diundang untuk menjadi pengamat OSCE jangka pendek. Rusia sendiri yang memutuskan untuk tak berpartisipasi,” terang Olson seperti dikutip TASS.

Ketua KPU Rusia Ella Pamfilova menjelaskan bahwa keputusan Moskow untuk tak ikut serta dalam misi pemantauan internasional OSCE dalam pemilu presiden AS membuktikan bahwa Rusia tak bermaksud memengaruhi pemilu tersebut. Sang pejabat menegaskan bahwa keputusan untuk tak mengirim petugas pemantau bersifat sukarela.

Hubungan dengan Rusia kerap menjadi fokus dalam kampanye presiden AS. Rusia merupakan topik yang paling menarik perhatian dalam ketiga debat calon presiden dan wakil presiden AS. Rusia juga kerap dituduh berupaya mengganggu jalannya pemilihan presiden Amerika Serikat, namun Presiden Rusia Vladimir Putin telah membantah tuduhan tersebut, bahkan mengingatkan bahwa AS bukanlah 'republik pisang' yang pemilunya bisa dengan mudah diintervensi.

Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki