BI Akan Kaji Penggunaan Mata Uang Nasional dalam Perdagangan dengan Rusia

Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan BI No. 17/3/2015 mengenai kewajiban penggunaan mata uang rupiah di wilayah NKRI dengan pertimbangan banyaknya transaksi dalam negeri masih menggunakan valuta asing.

Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan BI No. 17/3/2015 mengenai kewajiban penggunaan mata uang rupiah di wilayah NKRI dengan pertimbangan banyaknya transaksi dalam negeri masih menggunakan valuta asing.

Fauzan Al-Rasyid/RBTH Indonesia
Bank Indonesia dan Bank Sentral Federasi Rusia akan mengkaji lebih lanjut terkait potensi penggunaan mata uang lokal dalam transaksi perdagangan bilateral.

Bank Indonesia (BI) menyambut inisiatif pengkajian gabungan bersama Bank Sentral Rusia terkait potensi penggunaan mata uang lokal dalam transaksi perdagangan bilateral antara kedua negara. Demikian hal tersebut tercantum dalam protokol yang ditandatangani sebagai hasil pertemuan komisi antarpemerintah pada Sidang Komisi Bersama Indonesia dan Rusia di Jakarta, Senin (31/10) lalu.

RIA Novostimelaporkan, pembahasan mengenai transisi penggunaan mata uang nasional kembali dilanjutkan selama pertemuan komisi antarpemerintah tersebut.

Sebelumnya, ide penggunaan rubel dan rupiah dalam perdagangan bilateral pertama kali dicetuskan tahun lalu, yaitu pada Sidang Komisi Bersama Indonesia dan Rusia di kota Kazan, Republik Tatarstan, Rusia. Saat itu, Menteri Perdagangan dan Industri Rusia Denis Manturov mengusulkan untuk menggunakan mata uang nasional dalam setiap transaksi perdagangan antara Rusia dan Indonesia.

Menurut Manturov, hal serupa telah diterapkan Rusia dalam berbagai transaksi perdagangan dengan India dan Tiongkok. Transaksi menggunakan mata uang nasional juga pernah dibahas Rusia dengan Vietnam dan Thailand. Manturov meyakinkan, dengan menggunakan mata uang lokal, kedua mata uang akan saling menguat.

Menanggapi usulan ini, Sofyan Djalil, menteri koordinator bidang perekonomian Republik Indonesia saat itu dan sekaligus bertindak sebagai kepala delegasi Indonesia, menilai transaksi dengan mata uang nasional sangat menarik. Ini disebabkan Indonesia tertarik mengurangi ketergantungan pada mata uang dolar.

Pendapat serupa pun diungkapkan oleh para pejabat Rusia. Dengan terus menguatnya dolar AS dan euro, mata uang Rusia dan Indonesia pun terus terdevaluasi. Selain itu, Rusia dan Indonesia telah lama menjadi mitra dagang.

Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki