Aktor non-negara kemungkinan berada di balik serangan siber besar-besaran yang mematikan sebagian besar akses internet di Amerika Serikat, bukan pemerintah Rusia. Demikian hal tersebut dikonfirmasi Direktur Intelijen Nasional James Clapper, seperti yang dikutip Sputnik.
“Ya, tapi ini bukan kesimpulan final,” kata Clapper ketika ditanya apakah serangan itu dilakukan oleh aktor non-negara. Menurutnya, kemungkinan itu masih dugaan awal.
"Penyelidikan masih berlangsung. Ada banyak data yang kami kumpulkan, tapi ini semua masih dalam tahap awal penyelidikan kasus," kata Clapper pada Selasa (25/10) dalam sebuah acara di Dewan Hubungan Luar Negeri.
Clapper merinci bahwa pihaknya belum menentukan apakah aktor non-negara ini didukung oleh upaya pemerintah.
“Kami sudah bisa membedakan antara karakter kemampuan aktor siber yang paling canggih dan aktor siber yang dikendalikan negara — dan jelas itu adalah Rusia dan Tiongkok. Hingga tingkat ini, niat para pelaku masih terbilang ‘jahat’.” kata Clapper. "Ada pula negara-negara lain yang memiliki niat lebih jahat, tapi yang lebih jahat adalah aktor non-negara," tambahnya.
Jumat minggu lalu, serverperusahaan Dyn yang memantau dan mengatur lalu lintas internet, dihantam serangan DoS (denial-of-service attacks) terbesar dalam sejarah. Selama berjam-jam, layanan Twitter, Netflix, Amazon, dan berbagai situs populer lainnya praktis tak bisa diakses.
Entitas yang menamakan dirinya sebagai New World Hacker mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Sang pelaku juga mengaku bertanggung jawab atas serangan DoS besar-besaran terhadap BBC tahun lalu.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda