Anak-anak bermain air di sekitar pipa air yang pecah di lingkungan permukiman al-Masyhad, Aleppo, yang dikuasai pemberontak, Suriah.
ReutersKomite Internasional Palang Merah (ICRC) berkomitmen untuk melakukan segala cara guna melindungi warga sipil di Aleppo bagian timur dan mengevakuasi mereka dari wilayah berbahaya, serta menyambut baik usulan Rusia untuk memberlakukan gencatan senjata di area tersebut, demikian disampaikan Direktur Utama ICRC Yves Daccord, dikutip Sputnik, Kamis (27/10).
Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan pada Rabu (26/10) bahwa pemerintah Rusia dan Suriah siap untuk kembali menggelar gencatan senjata di Aleppo jika organisasi internasional memberikan jaminan kesiapan mereka untuk mengevakuasi warga sipil dari kota tersebut.
“Kami tak bisa memberikan jaminan, tapi yang pasti kami sebagai organisasi ingin melakukan yang terbaik. Kami akan turun langsung ke lapangan dan bersedia membantu proses evakuasi, tapi tak bisa menjamin semua pihak yang berperang akan menyepakati hal yang sama,” kata Daccord kepada wartawan dalam pertemuan Klub Diskusi Valdai di Sochi.
“Saya menyambut baik niat Rusia yang ingin berkontribusi dalam gencatan senjata,” tambahnya.
Daccord menyebutkan bahwa ICRC bekerja sama dengan Rusia secara intensif, terutama terkait isu kemanusiaan, guna membantu warga sipil di zona konflik.
“Kami berkolaborasi dengan Rusia dalam beberapa level, terutama karena Rusia adalah anggota Dewan Keamanan PBB, sehingga kami perlu melakukan banyak diskusi yang terkait dengan Dewan Keamanan,” terang Daccord. Selain itu, ia menambahkan bahwa kedua belah pihak juga bekerja sama dalam isu seperti konvoi kemanusiaan dan gencatan senjata kemanusiaan.
Kekerasan yang terus berlangsung di Suriah telah merenggut ribuan nyawa dan menelantarkan jutaan warga Suriah. Komunitas internasional telah mengambil langkah untuk mengakhiri konflik Suriah dan menyelesaikan krisis kemanusiaan di negara Timur Tengah tersebut.
Pada 20 Oktober, Rusia menerapkan gencatan senjata di wilayah Aleppo untuk memastikan evakuasi para warga sipil dari Aleppo timur melalui delapan koridor yang telah disiapkan. Selama gencatan senjata, kelompok teroris Front al-Nusra, yang baru-baru ini berganti nama sebagai Jabhat Fatah al Sham, menghalangi warga sipil untuk meninggalkan kota tersebut dan menyerang mereka. Pada Minggu (23/10), pasukan pemerintah memulai serangan di Aleppo bagian selatan setelah masa gencatan senjata berakhir.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda