Rusia tak terlibat dalam serangan udara terhadap kompleks sekolah di Provinsi Idlib, Suriah, yang terjadi pada Rabu (26/10), demikian disampaikan Kementerian Luar Negeri Rusia, dikutip oleh RT.
Setidaknya 28 warga sipil, sebagian besar anak-anak, tewas akibat serangan udara yang menghantam kompleks sekolah di Desa Hass, terang aktivis, yang menduga serangan itu dilakukan oleh pesawat tempur Rusia atau Suriah.
"Semua orang menuduh pasukan Rusia dan Suriah atas serangan tersebut, mengatakan secara langsung bahwa itu adalah pengeboman yang dilakukan Rusia dan Suriah. Itu adalah kebohongan. Rusia tak berkaitan dengan serangan mematikan tersebut,” tutur Juru Bicara Kemenlu Rusia Maria Zakharova.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa pihaknya segera mengirimkan drone untuk menganalisis lokasi yang diduga sebagai tempat terjadinya serangan terhadap sebuah sekolah di Provinsi Idlib, Suriah, pada Rabu lalu. Kementerian mengatakan, berdasarkan gambar yang diperoleh, drone tidak melihat adanya bukti serangan udara, dan menuduh White Helmets, jaringan pertahanan sipil yang didanai Barat, telah memalsukan gambar digital atas serangan tersebut. Sumber: Kementerian Pertahanan Rusia
Buletin terbaru dari Pusat Rekonsiliasi Rusia tak menyinggung serangan apa pun di Provinsi Idlib.
Kementerian menyebutkan mereka sedang menginvestigasi data sehubungan dengan serangan Idlib.
Rusia mengajak semua organisasi internasional untuk bergabung dalam investigasi atas insiden tersebut.
Insiden ini dilaporkan oleh Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di London dan jaringan pertahanan sipil yang didanai oleh Barat, yang kerap disebut White Helmets, tulis RT. Pusat Media Idlib yang dikuasai kelompok oposisi uga mengonfirmasi serangan terhadap sebuah sekolah, menyebut sebuah 'roket' mengenai sekolah tesebut.
Pejabat Moskow mengatakan bahwa hasil temuan drone Rusia bisa diverifikasi oleh pihak Amerika. Sumber: Kementerian Pertahanan Rusia
Serangan tersebut dikecam keras oleh UNICEF PBB, yang menyebutnya sebagai 'kejahatan perang'. Mereka menyatakan ini mungkin merupakan 'serangan paling mematikan terhadap sekolah' sejak awal perang Suriah.
"Ini adalah tragedi. Ini adalah kekejian. Dan jika terjadi secara disengaja, ini adalah kejahatan perang. Orangtua kehilangan anak-anaknya, guru kehilangan para siswanya, luka baru bagi masa depan Suriah," kata Direktur Eksekutif UNICEF Anthony Lake.
Provinsi Idlib yang terletak di barat laut Suriah dikuasai oleh Tentara Penakluk, kelompok pemberontak yang berafiliasi dengan Front Fateh al-Sham (Front Al-Nusra). Di bawah kesepakatan gencatan senjata yang disepakati Rusia dan AS, pasukan ISIS dan Front Al-Nusra akan terus menjadi target serangan udara hingga mereka meletakkan senjata.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda