American Interest: Kedekatan Rusia dan Turki Ancam Kepentingan AS

Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan pada 10 Oktober 2016 di sela-sela Kongres Energi Dunia ke-23, Istanbul.

Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan pada 10 Oktober 2016 di sela-sela Kongres Energi Dunia ke-23, Istanbul.

Kremlin.ru
Moskow mengambil keuntungan dari keragu-raguan Washington.

Akibat kebijakan Presiden AS Barack Obama yang dinilai tidak konsisten, Rusia kembali mengambil peran penting dalam politik Timur Tengah dan menjalin hubungan dengan Turki, yang tidak hanya menyebabkan masalah bagi Washington, tetapi juga bagi NATO. Demikian hal itu dimuat dalam sebuah publikasi di The American Interest.

Menurut penulis artikel, kebijakan Obama di Suriah merusak kepentingan AS. Ia berpendapat bahwa Moskow mengambil keuntungan dari keragu-raguan Washington, dan kini Moskow membentuk hubungan saling menguntungkan dengan Iran dan Turki. Dengan demikian, Rusia menjadi pengganjal serius bagi NATO, yang menjauhkan Ankara dari Barat, khususnya dengan Amerika Serikat.

"Di Suriah terdapat banyak masalah, tetapi kebijakan Obama terkait Suriah mencerminkan satu dari kebodohan paling menyedihkan di arena politik dunia selama bertahun-tahun," tulis The American Interest.

Washington berupaya menyembunyikan aib kebijakan AS yang muncul akibat ketidakmampuan Obama, dan hal tersebut menggarisbawahi buruknya moral dan kekosongan politik presiden dalam hubungan internasional, demikian sang penulis menyimpulkan.

Pertama kali dipublikasikan dalam bahasa Rusia oleh RIA Novosti.

Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki