Duta Besar Rusia untuk PBB Vitaly Churkin.
Akibat runtuhnya perjanjian gencatan senjata, pada Senin (3/10), Departemen Luar Negeri AS mengumumkan rencana untuk menghentikan semua kontak dengan Rusia terkait masalah Suriah.
Menanggapi hal ini, Kementerian Luar Negeri Rusia menuduh AS berusaha untuk "lepas tanggung jawab".
"Saya tidak memikirkan adanya alternatif lain," kata Churkin, Senin (3/10), mengacu pada klaim Gedung Putih yang mengatakan bahwa mereka mencari alternatif untuk menyelesaikan konflik Suriah. "Apa yang mereka nyatakan sangat disayangkan."
Churkin menekankan kepada para wartawan bahwa setiap resolusi Dewan Keamanan PBB mengenai Suriah harus sejalan dengan perjanjian gencatan senjata, termasuk mengenai tindakan yang disepakati dalam melawan kelompok teroris.
"Jika ide dari rancangan resolusi itu hanya sekadar untuk mengarahkan kita pada penghentian pertikaian maka 'sekadar resolusi' tidak akan cukup," katanya, seperti yang dikutip Sputnik. "Hal yang mungkin berjalan adalah jika kita menyetujui suatu aksi bersama yang kuat melawan teroris. Ini karena tindakan penghentian pertikaian tidak seharusnya berlaku bagi kelompok-kelompok teroris."
Churkin menjelaskan bahwa kelompok terorislah yang akan melanggar segala perjanjian gencatan senjata.
Ketika ditanya apakah Rusia akan menjatuhkan pesawat-pesawat yang melewati Suriah sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata, Churkin mengatakan kepada wartawan bahwa mereka tidak bisa menerima langkah-langkah unilateral.
Moskow telah memantau Front Nusra meluncurkan serangan di dekat kota Aleppo. Churkin juga menekankan bahwa harus ada upaya yang dilakukan untuk menghentikan kelompok teroris itu terus menyebar.
"Dalam beberapa minggu terakhir, setelah kesepakatan yang dicapai (antara Rusia-AS -red.) pada 9 September lalu, kami telah melihat banyak pelanggaran oleh Front Nusra dan mereka yang bekerja sama dengan kelompok itu dalam gencatan senjata ini. Kami telah melihat mereka meluncurkan serangan besar-besaran. Saya pikir, Aleppo selatan adalah tempat mereka melakukan aksi teror terhadap sekitar 1,5 juta orang di daerah tersebut," katanya.
Ia melanjutkan, "Kami melihat situasi yang sangat dramatis. Kami harus memastikan bahwa pengaruh Front Nusra tidak akan terus-menerus menyebar."
Sementara tidak ada prospek langsung untuk memperbarui pembicaraan Dewan Keamanan PBB terkait situasi di Suriah, Churkin menekankan bahwa bukan hal yang tidak mungkin Washington dan utusan Moskow di PBB bisa berdiskusi.
"Saya tidak akan mengesampingkan hal itu. Saya justru akan senang untuk mencoba, tapi kami perlu memiliki beberapa alasan yang realistis untuk diyakini bahwa kami mungkin akan menghasilkan suatu kesepahaman bersama," katanya. "Jika ada kemungkinan itu, kami pasti akan berusaha sangat keras."
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda