Tentara AS berjalan di sebelah baterai rudal pertahanan Patriot selama latihan gabungan di lapangan militer di Sochaczew, dekat Warsawa, 21 Maret 2015.
ReutersPengumuman penyebaran empat ribu kontingen pasukan ini berlangsung saat para pemimpin blok militer berkumpul di Split, Kroasia, pada akhir pekan lalu. Pada pertemuan tersebut, Jendral Angkatan Darat Ceko Petr Pavel mengatakan empat kelompok pasukan tempur akan dikirim ke wilayah Baltik pada waktu yang berbeda selama semester pertama 2017.
“Pasukan ini dibentuk sebagai pencegah dan jika perlu sebagai kekuatan tempur. Aturannya akan berbeda,” tambah Pavel, seperti yang dikutip RT.
Sang jenderal mengungkapkan bahwa pasukan baru NATO di Baltik rencananya akan dikomandoi dari markas besar divisi Polandia dengan pengawasan Jenderal Angkatan Darat AS Curtis Scaparrotti yang akan memantau setiap penyebaran pasukan baru NATO.
Dalam sebuah publikasi, pejabat AS mengatakan bahwa sekitar seribu tentara akan datang dari Resimen Kavaleri ke-2 yang barbasis di Jerman dan dijadwalkan akan tiba di Polandia pada April 2017. Selain kontingen AS yang akan dikirim ke Polandia, Jerman akan mengirim pasukannya ke Lituania. Sementara, Kanada diharapkan akan mengirimkan pasukan ke Latvia, dan Inggris akan mengerahkan kelompok tempurnya ke Estonia. Norwegia, Denmark, dan Prancis, serta negara-negara NATO lainnya akan menambah kekuatan tersebut.
“Ada banyak rangkaian pekerjaan,” kata Jenderal Pavel. “Kami mencoba menemukan gambaran besarnya agar kami yakin langkah-langkah yang kami ambil terkoordinasi dengan baik, saling mendukung, dan kami tidak bekerja dengan arah yang berbeda.”
Personel militer NATO akan dikerahkan di dekat perbatasan barat laut Rusia. Keputusan ini sesuai tugas pasukan multinasional baru yang disepakati pada KTT NATO di Polandia pada Juli lalu.
Meskipun kesempatan untuk berkolaborasi dengan Rusia ada, Scaparotti menekankan bahwa sekutu melihat Rusia sebagai tantangan pada banyak aspek. Sementara, Pavel menyerukan pendekatan yang “pragmatis”, tapi “tegas” kepada Rusia.
Setelah KTT NATO di Warsawa, Rusia telah mengusulkan agar NATO mengikuti “program positif” demi mengembangkan hubungan yang akan mengurangi ketegangan antara Moskow dan blok militer yang dipimpin AS.
Hubungan antara Moskow dan NATO mulai memburuk setelah reunifikasi Krimea pada Rusia, serta pecahnya konflik militer di Ukraina pada 2014.
Moskow menganggap pengerahan pasukan baru NATO, serta peningkatan jumlah latihan militer di dekat wilayah Rusia, pembangunan situs rudal antibalistik di Eropa, dan pergerakan lainnya sebagai ancaman terhadap keamanan nasional Rusia.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda