Putin: Sengketa Kepulauan Kuril Antara Rusia dan Jepang Bisa Dikompromikan

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe (kiri) berjabat tangan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe (kiri) berjabat tangan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

AP
Presiden Putin mengatakan, Moskow kemungkinan besar dapat menemukan solusi masalah ini jika Rusia bisa percaya pada Jepang, seperti pada Tiongkok.

Presiden Rusia Vladimir Putin akan membahas sengketa wilayah Kepulauan Kuril Selatan dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dalam pertemuan di Forum Ekonomi Timur yang digelar di Vladivostok, Rusia, demikian dilaporkan Sputnik, Jumat (2/9).

“Kita tidak bicara soal pertukaran atau penjualan wilayah, melainkan mencari solusi atas masalah ini agar tak ada pihak yang merasa kalah atau terkalahkan,” terang Putin dalam wawancara dengan Bloomberg

Sang presiden menjelaskan bahwa Moskow kemungkinan besar dapat menemukan solusi masalah ini bersama ‘rekan-rekan Jepang’ mereka dan beberapa kompromi dapat tercapai jika Rusia bisa meraih tingkat kepercayaan yang sama tinggi dengan Jepang, seperti hubungan yang saat ini terjalin antara Rusia dengan Tiongkok

Menurut Putin, normalisasi hubungan diplomatik Rusia dan Jepang pasca-Perang Dunia II telah dimulai sejak 1956, setelah ditandatanganinya Deklarasi Gabungan Soviet-Jepang. Namun, dialog mengenai isu Kuril masih terus berjalan.

Rusia dan Jepang belum menandatangani perjanjian damai permanen setelah Perang Dunia II berakhir. Hal ini disebabkan oleh percekcokan terkait status empat pulau yang diklaim sebagai ‘Kuril Selatan’ oleh Rusia atau ‘Teritorial Utara’ oleh Jepang. Kepulauan tersebut terletak di Laut Okhotsk, yakni wilayah yang diklaim oleh Uni Soviet pada akhir Perang Dunia II.

 

Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki