Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani dekrit yang menetapkan 25 November sebagai Hari Penjaga Perdamaian Rusia, Selasa (2/8) lalu, demikian dilaporkan RT.
Kebijakan tersebut mendapatkan sambutan positif dari Ketua Satuan Veteran Militer Rusia Viktor Yermakov. “Banyak veteran militer Rusia yang terlibat dalam misi penjaga perdamaian, seperti di Suriah dan berbagai negara lain,” kata Yermakov.
“Mereka berada di bawah desingan peluru dan mempertaruhkan nyawa untuk menghentikan pertumpahan darah. Mereka membantu negara yang sedang mengalami konflik internal dan patuh terhadap perintah komandan mereka,” terang Yermakov.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov berpendapat bahwa hari libur nasional ini dapat akan memberi dampak positif terhadap opini publik, serta mendukung peningkatan partisipasi militer Rusia dalam misi perdamaian PBB di berbagai belahan dunia.
Rusia saat ini terlibat aktif dalam misi perdamaian PBB di Sudan, dengan mengirim 80 orang tentara. Sebelumnya, Rusia telah bepartisipasi dalam berbagai misi perdamaian PBB, antara lain di Bosnia dan Herzegovina, Kosovo dan Metohija, Angola, Chad, dan Sierra Leone. Rangkaian misi tersebut memperlihatkan pengalaman serta profesionalitas yang dimiliki oleh personel militer Rusia dalam misi menjaga perdamaian dunia.
Selain di ranah PBB, Rusia juga aktif mengirimkan pasukan perdamaian ke negara-negara Persemakmuran Negara-negara Merdeka (CIS), yakni kumpulan bekas negara-negara federal Uni Soviet seperti Tajikistan, Ossetia Selatan, Abkhazia, dan Transnistria.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda