Dianggap ‘Aktor Kunci’ di Suriah, AS dan Rusia Harus Pererat Kerja Sama

Rusia dan AS harus meningkatkan kerja sama militer guna meredakan pergolakan di Suriah.

Sebagai tokoh kunci dalam konflik Suriah, Rusia dan AS harus meningkatkan kerja sama militer guna meredakan pergolakan di negara tersebut, demikian disampaikan Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan Frederica Mogherini, dalam pidato di Carnegie Endowment for International Peace, lembaga pengamat kebijakan luar negeri yang berbasis di Washington, D.C., tulis Sputnik, Jumat (22/7).

“Kuncinya, Rusia dan AS harus mempererat kerja sama, termasuk di bidang militer, karena merekalah aktor penting yang bisa menghentikan peperangan di Suriah,” kata Mogherini.

Perang saudara pecah di Suriah sejak 2011. Kelompok oposisi Islam, termasuk kelompok teroris ISIS, berhadapan dengan tentara Suriah karena hendak menggulingkan pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Rusia dan AS memediasi gencatan sejata di Suriah sejak 27 Februari lalu. Kini, jumlah permukiman yang telah menerapkan gencatan senjata telah mencapai 206 wilayah.

Perwakilan Khusus PBB untuk Suriah memperkirakan hingga saat ini sudah lebih dari 400 ribu warga Suriah tewas dalam konflik berdarah tersebut, lima juta warga Suriah menjadi pengungsi di negara lain, dan tujuh juta warga terlantar.

 

Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki