Diplomat Rusia Tegaskan Oposisi Suriah Harus Dipisahkan dari Teroris

Upaya memberantas terorisme dalam kerangka kerja Rusia-AS terus berlanjut.

Upaya memastikan pemisahan geografis antara pasukan oposisi Suriah yang bersedia mematuhi gencatan senjata dengan para teroris merupakan kondisi yang dibutuhkan untuk memberantas terorisme di Suriah, demikian disampaikan juru bicara Kemeterian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova, Kamis (7/7).

"Berakhirnya bulan suci Ramadan dan dimulainya masa liburan Idul Fitri, sayangnya, tak mengurangi kekerasan di Suriah," kata Zakharova.

"Kita perlu memastikan pemisahan geografis antara pasukan oposisi yang siap melakukan gencatan senjata dengan kelompok bersenjata ilegal, seperti Jabhat al-Nusra, serta menutup semua jaringan pasokan senjata dan keuangan bagi para kelompok teroris, guna menghancurkan terorisme internasional di Suriah secara menyeluruh," kata sang diplomat,  seraya menambahkan bahwa hal tersebut telah ditegaskan dalam resolusi Dewan Keamanan PBB.

Zakharova menyebutkan bahwa Rusia dan AS terus melanjutkan kontak untuk menghapus kekerasan di Suriah, termasuk dalam kerangka kerja di bidang militer.

"Selain itu, tentara Rusia secara konsisten berupaya melibatkan kelompok bersenjata ilegal terpisah dan masyarakat setempat dalam proses gencatan senjata lokal. Mereka sudah berhasil merangkul 173 di antaranya," tambah Zakharova.

Sang diplomat menjelaskan bahwa pemerintahan baru telah dibentuk di Damaskus. "Sebagian besar menteri tetap bertahan di pos mereka. Tugas utama kabinet antara lain ialah mencari solusi atas penyelesaian masalah sosial-ekonomi akut di Suriah dalam kondisi paling berat untuk memerangi terorisme," katanya menyimpulkan.

Pertama kali dipublikasikan oleh TASS. 

 

Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki