Moskow Tuntut Perlakuan yang Setara pada Pertemuan NATO-Rusia Mendatang

Jika tidak, pertemuan tersebut tak akan ada gunanya.

Rusia harus diperlakukan sebagai mitra dialog yang setara selama pertemuan NATO-Rusia. Jika tidak, pertemuan tersebut tak akan ada gunanya. Demikian hal tersebut ditekankan Nikolay Kovalev, salah seorang anggota delegasi Rusia untuk Majelis Parlemen Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE PA), kepada Sputnik, Sabtu (2/7).

Sebelumnya pada hari yang sama, Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan bahwa pertemuan Dewan NATO-Rusia di tingkat perwakilan tetap berikutnya dijadwalkan akan berlangsung pada 13 Juli 2016 setelah KTT NATO di Warsawa, Polandia, yang dijadwalkan pada 8 – 9 Juli mendatang.

“Pertemuan-pertemuan ini, tentu saja, merupakan bagian penting dari (pembangunan) dialog antara Rusia dan NATO. Namun, dengan mempertimbangkan persepsi negatif umum (NATO) terhadap Rusia dan upaya mereka untuk ‘menggurui’ kami — memberitahu kami di mana dan bagaimana mengutarakan sesuatu dan bertindak — pertemuan ini mungkin menjadi tak berarti. Rusia harus diperlakukan sebagai mitra dialog yang setara,” kata Nikolay Kovalev di sela-sela pertemuan tahunan OSCE PA yang tengah berlangsung di Tbilisi, Georgia.

Sejak 2014, NATO telah meningkatkan kehadiran militernya di Eropa Timur, dengan menggunakan alasan “dugaan campur tangan” Moskow di Ukraina sebagai dalih untuk terus memperluas pergerakan aliansi ke timur. Moskow telah berulang kali membantah klaim tersebut dan memperingatkan NATO bahwa perluasan kekuatan militer di dekat perbatasan Rusia bersifat provokatif dan mengancam keseimbangan strategis kawasan.

 

Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki