Pentagon Sebut Rusia Mampu Kalahkan Kekuatan NATO di Baltik dalam 60 Jam

Pejabat AS sebut Rusia dapat mengalahkan kekuatan NATO di wilayah Baltik dalam 60 jam.

Asisten Wakil Menteri Pertahanan AS Michael Carpenter mengatakan bahwa Rusia dapat mengalahkan kekuatan NATO di wilayah Baltik dalam 60 jam, demikian yang dikutip RT. Namun, menurut pejabat AS, dengan disetujuinya anggaran militer AS yang lebih besar, peluang untuk menangkal “agresi Rusia” dapat meningkat secara signifikan pada 2017.

Informasi terkait skenario “agresi Rusia” di Baltik pertama kali dirilis oleh RAND Corporation, sebuah perusahaan konsultan yang sebagian didanai Departemen Pertahanan AS. Laporan tersebut menjelaskan bahwa NATO tidak memiliki kapabilitas militer yang cukup untuk melindungi wilayah Baltik yang sangat rentan. RAND Corporation juga merekomendasikan penempatan tujuh brigade untuk melindungi Tallin (ibu kota Estonia) dan Riga (ibu kota Latvia) yang diproyeksikan hanya akan bertahan kurang dari 60 jam jika diserang Rusia.

“Saya tidak tahu apakah kini kita secara signifikan lebih maju daripada ketika laporan RAND Corporation dirilis,” kata Carpenter kepada Senat Komite Hubungan Luar Negeri, “tapi saya yakin pada akhir 2017, ketika kita memiliki tim brigade tempur lapis baja tambahan yang sepadan untuk memperkuat sisi timur aliansi, saya yakin kita mampu (menahan Rusia -red.),” katanya meyakini.

Laporan RAND Corporation dirilis ketika Pentagon merencanakan untuk meningkatkan pengeluaran militernya di Eropa pada 2017 sebesar empat kali lipat. Carpenter mengatakan bahwa peningkatan pendanaan tersebut dapat mengurangi ancaman “agresi Rusia” pada tahun-tahun mendatang.

“Jika Rusia memutuskan untuk mengagresi negara-negara Baltik, mereka jelas memiliki keunggulan dari segi waktu dan jarak,” kata Carpenter. “Kita berinvestasi untuk memiliki kekuatan yang proporsional, bersama dengan peralatan tempur, sehingga kita lebih mampu menghalangi agresi Rusia sejak dini,” kata Carpenter.

Menjelang pertemuan NATO di Warsawa pada Juli mendatang, Polandia telah menjadi tuan rumah pelaksanaan latihan militer Anaconda 2016 yang dimulai sejak Senin (6/6) lalu. Sekitar 31 ribu tentara dari 24 negara NATO terlibat dalam latihan tersebut. Anaconda 2016 merupakan latihan militer terbesar di Eropa Timur sejak era Perang Dingin.

Selain itu, Lituania turut mengadakan latihan militer NATO, Iron Wolf 2016. Latihan terbesar yang diadakan negara tersebut pada 2016 ini juga dimulai pada Senin (6/6) lalu.

Negara-negara Barat menyatakan bahwa rangkaian latihan militer tersebut merupakan bentuk upaya untuk menjamin keamanan negara-anggota NATO di Eropa Timur dari ancaman Rusia. Moskow, di sisi lain, memilih untuk tidak mengintervensi dan hanya mengungkapkan kekhawatirannya terkait instabilitas keamanan yang diakibatkan oleh peningkatan kehadiran NATO di perbatasan Rusia.

 

Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki