Sidra Zaarur (10) kehilangan kedua kakinya akibat serangan teroris di Aleppo. Pesawat dari Kementerian Pertahanan Rusia membawa sang gadis dan ibunya dari Pangkalan Udara Hmeimim di Provinsi Latakia, Suriah, ke Moskow pada Rabu (1/6).
Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, petugas medis di Aleppo melakukan segala yang mereka bisa demi menyelamatkan nyawa gadis itu, tapi trauma fisik dan psikologis yang diderita setelah kehilangan kakinya dalam ledakan tersebut memerlukan perawatan rumit lebih lanjut dan rehabilitasi.
Permintaan untuk membawa gadis berusia sepuluh tahun ini dan ibunya ke Moskow disetujui oleh Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu. Sidra dan ibunya dikirim ke Moskow dengan pesawat Ilyushin Il-76 yang dilengkapi dengan unit perlengkapan medis, tulis RT.
Ibu Sidra mengaku sangat bersyukur dan berharap keluarga Suriah lainnya yang menjadi korban terorisme juga bisa mendapatkan kesempatan yang sama ke Moskow demi mendapatkan bantuan medis.
"Situasi di Aleppo sangat berat, ada sangat banyak unit-unit teroris di sana," kata sang ibu seperti yang dikutip RT.
Sidra kehilangan keponakannya yang berusia tiga tahun dan kakaknya pada serangan 16 April, tulis Sputnik.
Suriah terjerumus pada perang saudara sejak 2011 setelah meletusnya protes antipemerintah. Perang saudara berubah dengan cepat dan meningkat menjadi perang multidimensi yang telah menewaskan lebih dari 270 ribu orang dan memaksa jutaan warga Suriah meninggalkan rumah mereka.
Pada 27 Februari, AS dan Rusia menengahi gencatan senjata antara pihak-pihak yang bertikai di negara tersebut, tapi tidak termasuk kelompok teroris.
Sejak awal 2016, Rusia telah mengirimkan makanan, obat-obatan, dan bahan konstruksi untuk wilayah-wilayah yang terkepung dan sulit dijangkau di Suriah.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda