PBB telah mengutuk pengeboman terhadap sebuah kamp pengungsi Suriah di Sarmada, sebuah kota yang berada 30 kilometer dari Aleppo, yang telah menewaskan dan melukai puluhan warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak. Demikian informasi ini dilaporkan media Rusia RT.
Sementara belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas laporan yang dikatakan sebagai serangan udara tersebut, Juru Bicara Gedung Putih Josh Earnest mengatakan, pesawat-pesawat tempur koalisi pimpinan AS tidak menjalankan misi apa pun di daerah yang diserang. Ia pun menekankan bahwa "tidak ada alasan yang dibenarkan untuk melakukan serangan udara terhadap warga sipil tak berdosa yang telah meninggalkan rumah mereka demi menghindari kekerasan."
Dalam sebuah pernyataan, Wakil Sekjen PBB untuk Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat Stephen O'Brien mengutuk serangan tersebut seraya menyerukan pembentukan "investigasi imparsial dan independen atas insiden mematikan ini".
Menurut laporan yang dikutip oleh O'Brien, setidaknya 30 orang menjadi korban serangan udara yang menghancurkan dua permukiman, sementara lebih dari 80 orang terluka. Angka-angka ini sebelumnya dilaporkan oleh Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia .
Jika serangan tersebut terbukti dilakukan secara sengaja, insiden itu akan "dianggap sebagai kejahatan perang", kata sang pejabat PBB menambahkan.
AS Tak Terburu-buru Menuduh
Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Mark Toner menolak untuk segera menyalahkan pihak tertentu atas serangan tersebut, termasuk angkatan bersenjata Suriah. Menurut Toner, pihaknya belum mendapatkan rincian atas insiden tersebut. "Kami (AS) tidak memiliki mata di lokasi kejadian," tegasnya.
"Tuduhan awal menyebutkan bahwa ini adalah serangan yang dilakukan rezim (pemerintah Suriah), tapi kami hanya ingin benar-benar yakin sebelum akhirnya benar-benar menyalahkan insiden ini pada pihak tertentu," katanya kepada wartawan pada konferensi pers, Kamis (5/5).
Sebuah video yang diduga menggambarkan situasi kamp Kamounia yang telah rata oleh tanah pascaserangan udara tersebut telah diunggah ke YouTube oleh kelompok Pertahanan Sipil Suriah. Rekaman tersebut menunjukkan petugas pemadam kebakaran berusaha untuk memadamkan kobaran api dengan puing-puing hasil ledakan yang berserakan di sekitar kamp, sementara jenazah para korban diangkut ke ambulans.
Menurut perkiraan kelompok Pertahanan Sipil Suriah, lebih dari 30 orang tewas dalam pengeboman tersebut.
Sementara belum ada informasi terkait pelaku serangan, Menteri Luar Negeri Inggris Philip Hammond langsung melayangkan tuduhan pengeboman kepada pemerintah Suriah.
"Penghinaan rezim Assad atas upaya menghentikan permusuhan di Suriah dapat terlihat jelas," katanya dalam sebuah pernyataan, sambil menggambarkan laporan yang berkaitan dengan serangan itu sebagai peristiwa mengerikan.
Serangan itu terjadi hanya sehari setelah sedikitnya 12 orang tewas dan 45 orang lainnya luka-luka dalam sebuah ledakan bunuh diri di kota Homs, Suriah.
Pada Rabu (4/5), Moskow dan Washington mengonfirmasi bahwa keduanya telah menengahi gencatan senjata di Aleppo selama 48 jam, yang telah menjadi tempat pertempuran sengit baru-baru ini. Kesepakatan itu mulai berlaku pada tanggal 3 Mei dan seharusnya berlangsung hingga 6 Mei pukul 12 tengah malam waktu setempat.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda