Setidaknya 50 orang tewas dalam sebuah serangan udara yang menghantam rumah sakit al-Quds di kota Suriah Aleppo, Kamis (28/4) lalu. Demikian informasi ini dikatakan organisasi kemanusiaan medis independen internasional Dokter Lintas Batas (Médecins Sans Frontières/MSF), seperti yang dikutip media Rusia Sputnik.
Setelah terjadinya tragedi tersebut, berbagai sumber lokal segera menyalahkan pemerintah Suriah dan Rusia yang mendukung Presiden Bashar Assad. Menanggapi hal ini, Moskow dan Damaskus secara tegas menolak tuduhan tersebut.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa pesawat-pesawat Rusia tidak melakukan serangan udara di Suriah selama beberapa hari terakhir. Di sisi lain, Damaskus menunjuk kelompok teroris sebagai pihak yang bertanggung jawab di balik serang tersebut.
Radio Sputnik berbicara dengan Manajer Program Timur Tengah MSF Pablo Marco Blanco untuk mengetahui lebih lanjut tentang tragedi mengenaskan tersebut.
"Kami berbicara dengan staf rumah sakit beberapa jam yang lalu dan mereka mengatakan kepada kami bahwa sejauh ini mereka telah menghitung ada 50 orang yang tewas dan masih ada beberapa mayat di bawah reruntuhan. Jadi, mungkin angka (korban tewas) akan naik dalam beberapa jam berikutnya."
Mengenai kerusakan infrastruktur kesehatan setempat di Aleppo, Blanco mengatakan bahwa fasilitas ini dikhususkan sebagai rumah sakit anak dan salah satu dokter ternama terakhir di Aleppo turut tewas dalam serangan ini.
Pada saat ini, hal yang paling penting untuk dilakukan menurut Blanco adalah memperjelas siapa yang bertanggung jawab atas serangan ini. Sementara itu, Program Timur Tengah MSF terus memperluas dukungannya ke berbagai rumah sakit di Suriah.
"Kami benar-benar perlu mencari tahu siapa yang berada di belakang serangan ini dan di belakang serangan serupa di berbagai rumah sakit yang telah terjadi dalam beberapa bulan terakhir di Suriah."
Kini, MSF memberikan bantuan di sepuluh rumah sakit dan tiga belas fasilitas medis lainnya di Aleppo. "Tujuan kami adalah untuk mendukung fasilitas ini sehingga mereka dapat mengatasi bertambahnya jumlah warga yang terluka dari rumah sakit yang dibom dan juga dari orang-orang yang terluka karena pengeboman di daerah-daerah lain."
Lebih lanjut, Blanco berbicara tentang bagaimana para dokter yang bekerja di Aleppo saat ini merupakan sosok pahlawan sesungguhnya karena mereka mempertaruhkan nyawa mereka dan mereka tahu bahwa mereka dapat saja terbunuh setiap saat.
"Menurut data kami, sebanyak 95 persen dokter yang tinggal di Aleppo timur sebelum perang kini entah telah melarikan diri atau telah tewas. Hanya ada segelintir orang yang masih tinggal di kota."
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda