AS dapat menjatuhkan sanksi terhadap setiap pihak yang membantu individu atau pun perusahaan untuk menghindar dari langkah-langkah ekonomi yang berhubungan dengan Rusia. Keputusan terkait hal ini akan diambil setelah dokumen yang berasal dari firma hukum Mossack Fonseca terlebih dahulu diperiksa. Demikian hal ini dikabarkan Bloomberg, mengutip dari beberapa sumber informasi.
Berdasarkan informasi yang didapat dari narasumber, jika AS mempertimbangkan bahwa dokumen yang dirilis tersebut cukup meyakinkan, “daftar hitam” yang dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan AS dapat diperpanjang.
Menurut Bloomberg, daftar sanksi terbaru dapat dipublikasikan pada bulan Juni. Pada saat yang sama, Uni Eropa diperkirakan juga akan mempertimbangkan keputusan mengenai kemungkinan perpanjangan sanksi anti-Rusia.
Surat kabar Jerman Süddeutsche Zeitung sebelumnya juga menerbitkan dokumen yang diduga berasal dari firma hukum Mossack Fonseca. Surat kabar itu mengonfirmasi isi dokumen tersebut yang menyebutkan keterlibatan sejumlah pemimpin dunia beserta orang-orang di sekeliling mereka dalam skema offshore. Keaslian dokumen tersebut hingga kini belum dikonfirmasi, tapi Mossack Fonseca menyebut tindakan para wartawan yang terlibat dalam investigasi ini sebagai tindakan kejahatan.
Dalam daftar yang dirilis oleh surat kabar Jerman tampak sejumlah nama warga Rusia yang diduga dekat dengan Presiden Vladimir Putin, seperti pengusaha Suleiman Kerimov, Arkady Rotenberg, Yury Kovalchuk, Kepala Kementerian Pembangunan Ekonomi Aleksey Ulyukaev, istri Juru Bicara Kepresidenan Rusia Dmitry Peskov yang berprofesi sebagai peseluncur indah Tatyana Navka, dan pemain cello Sergey Roldugin. Terkait hal tersebut, sejumlah besar dari nama-nama yang tercantum dalam dokumen tersebut telah membuat sanggahan yang disampaikan melalui wakil mereka atau para pejabat Rusia.
Kepada media, Juru bicara kepresidenan Rusia Dmitry Peskov mengatakan bahwa target utama penerbitan Dokumen Panama oleh Konsorsium Internasional Jurnalis Investigasi (ICIJ) adalah Presiden Putin, terutama terkait pemilihan parlemen dan presiden Rusia mendatang.
Pada Rabu (6/4), portal WikiLeaks mengabarkan bahwa publikasi Dokumen Panama didanai oleh Badan Pembangunan Internasional AS dan George Soros yang menargetkan Rusia dan negara-negara bekas Uni Soviet.
WikiLeaks adalah sebuah organisasi nirlaba internasional yang memublikasikan informasi rahasia yang didapat dari sumber-sumber anonim berdasarkan berbagai data yang bocor. Situs ini diciptakan pada 2006 oleh Sunshine Press. Sang pendiri yang juga menjabat sebagai pemimpin redaksi dan direktur WikiLeaks adalah seorang wartawan online dan sekaligus penyiar televisi asal Australia Julian Assange.
Hubungan Rusia dan Barat kian memburuk terkait situasi di Ukraina. Sebanyak tiga paket sanksi ditujukan terhadap Rusia oleh Uni Eropa. Sanksi individu pertama dijatuhkan terhadap warga Rusia yang diyakini Uni Eropa bertanggung jawab atas rusaknya integritas wilayah Ukraina. Sanksi ini diperpanjang dari 10 Maret hingga 15 September 2016. Tindakan pembatasan sektoral, atau yang disebut sebagai sanksi ekonomi berlaku hingga 31 Juli, sedangkan sanksi terhadap Krimea berlaku hingga 23 Juni mendatang.
Pertama kali dipublikasikan oleh RIA Novosti.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda