Pembebasan Tadmur adalah jawaban terbaik kepada pihak-pihak yang skeptis, yang merasa penarikan Rusia dari Suriah sebagai keputusan yang tiba-tiba dan prematur. Demikian hal tersebut dinyatakan anggota Komite Majelis Rendah Parlemen Rusia (Duma) untuk Urusan Internasional Adalbi Shagoshev kepada RIA Novosti.
Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan Menteri Pertahanan Sergey Shoigu untuk menarik sebagian besar pasukan udara Rusia dari Suriah pada 15 Maret lalu. Hal ini dilakukan karena presiden menganggap secara umum tugas yang ditargetkan kepada AU Rusia telah berhasil dilaksanakan. Sisa pasukan Rusia di Suriah akan melakukan fungsi yang sangat penting, yaitu memantau gencatan senjata dan menciptakan kondisi untuk proses perdamaian. Oleh sebab itu, pangkalan udara Hmeymim dan pusat logistik angkatan laut di Tartus akan terus melanjutkan tugasnya.
“Pembebasan Tadmur merupakan jawaban terbaik dan bukti kepada pihak-pihak yang skeptis, yang menganggap penarikan pasukan Rusia secara besar-besaran dari Suriah adalah keputusan yang tiba-tiba dan prematur. Dukungan Rusia terhadap pasukan pemerintah Suriah dan pasukan lainnya dalam upaya melawan ISIS merupakan bantuan yang dapat diandalkan dengan sistem yang stabil,” kata Shagosev.
Menurut Shagosev, dukungan tersebut memberikan kemenangan ganda untuk saat ini, yaitu penggabungan keberhasilan politik, emosional, dan militer, serta menegaskan bahwa Rusia merupakan sekutu yang bisa diandalkan dan dapat menjamin kemenangan atas ISIS.
Pada Minggu (27/3), komando tentara Suriah secara resmi mengumumkan mengenai pembebasan Tadmur dari pasukan militan ISIS berkat bantuan Angkatan Udara Rusia. Kota kuno Tadmur di Suriah yang diakui UNESCO sebagai salah satu dari enam objek warisan dunia sempat berada di bawah kekuasaan teroris sejak pertengahan Mei 2015.
Pertama kali dipublikasikan oleh RIA Novosti.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda