Selama operasi di Suriah, pesawat pengebom tempur Su-25 Rusia telah melakukan lebih dari 1.600 serangan mendadak dan menjatuhkan 6.000 bom udara kepada kelompok teroris. Demikian hal tersebut diungkapkan Komandan Distrik Militer Selatan Aleksandr Galkin dalam sambutannya setelah sekelompok pesawat pengebom tempur kembali dari Hmeimim, Suriah, ke markas mereka di Rusia.
"Setelah menjalankan tugas yang jauh dari rumah, kami menyambut kembali para pilot terbaik kami. Mereka telah menjalankan semua tugas mereka. Selama enam bulan terakhir, mereka melakukan 1.600 serangan mendadak di tengah kondisi buruk, dan menghabiskan lebih dari 1.000 jam di atas langit Suriah untuk menjatuhkan sekitar 6.000 bom kepada para teroris," kata Galkin.
Sebelumnya, sekelompok pesawat pengebom tempur Sukhoi-25 dari Suriah telah mendarat di pangkalan di wilayah Krasnodar. Mereka meninggalkan lapangan udara Hmeimim pada Rabu (16/3) pagi. Sekelompok pesawat Sukhoi-34 telah lebih dulu tiba di Rusia. Saat berita ini dipublikasikan TASS, pesawat pengebom Sukhoi-24M diketahui sedang dalam perjalanannya kembali ke tanah air.
Bagian utama pasukan udara Rusia di Suriah telah meninggalkan Suriah sejak 15 Maret.
Pada Senin (14/3), Presiden Vladimir Putin mengatakan bahwa misi utama militer Rusia di Suriah telah dijalankan dengan baik.
Meskipun sebagian besar pasukan Rusia telah ditarik, pada Selasa (15/3), Wakil Menteri Pertahanan Nikolai Pankov mengatakan bahwa ini tak berarti bahwa serangan terhadap teroris dihentikan.
Rusia bergabung dalam operasi melawan teroris di Suriah pada 30 September 2015 atas permintaan Presiden Suriah Bashar Assad.
Pertama kali dipublikasikan oleh TASS.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda