Rusia akan tetap mempertahankan semua sarana yang diperlukan untuk melindungi fasilitasnya — baik dari udara maupun dari darat — di Suriah, termasuk sistem pertahanan udara S-400. Demikian hal tersebut dilaporkan media Rusia Sputnik, mengutip pernyataan Kepala Administrasi Kremlin Sergei Ivanov, Selasa (15/3).
"Demi menjamin kemanan secara efektif, termasuk dari udara, sistem pertahanan udara yang paling modern tetap dibutuhkan di sana (di Suriah)," kata Ivanov kepada wartawan ketika ditanya apakah Rusia akan mempertahankan S-400-nya di Suriah.
Pada 26 November lalu, sistem pertahanan misil antipesawat generasi terbaru Rusia, S-400, mulai dioperasikan di pangkalan udara Hmeimim untuk menjaga pertahanan tempur. Kementerian Pertahanan Rusia mengirim S-400 ke Suriah setelah pesawat pengebom milik AU Rusia Sukhoi Su-24 ditembak jatuh oleh misil udara-ke-udara yang diluncurkan oleh pesawat tempur Turki F-16 oleh AU Turki.
Pada Senin (14/3) malam, layanan pers Kremlin mengumumkan bahwa setelah percakapan telepon antara Presiden Putin dan Presiden Bashar Assad, kedua pemimpin sepakat untuk menarik bagian utama Pasukan Kedirgantaraan Rusia dari negara tersebut. Hal ini dilakukan karena Angkatan Bersenjata Rusia dianggap telah memenuhi misi fundamental yang telah ditugaskan kepada mereka.
Namun demikian, Rusia tetap akan menjaga pusat kontrol penerbangan udara di Suriah untuk memantau pelaksanaan rezim gencatan senjata, kata Kremlin.
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu diperintahkan untuk menarik pasukan Rusia dari Suriah mulai 15 Maret 2016.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda