Rusia Tarik Pasukan dari Suriah, Politikus Prancis: Itu Keputusan Cerdas

Rusia menarik pasukan udaranya dari Suriah karena ISIS telah berhenti beroperasi di negara tersebut.

Rusia memutuskan untuk menarik pasukan udaranya dari Suriah karena ISIS telah berhenti beroperasi di negara tersebut. Demikian hal tersebut diungkapkan anggota parlemen dari partai Les Républicains (Republik) Prancis, Thierry Mariani, kepada media Rusia Sputnik.

"Saya pikir itu adalah keputusan yang cerdas. Jika mereka (pasukan udara) tinggal lebih lama lagi, dikhawatirkan itu akan berpotensi membawa ketegangan tambahan antara berbagai pihak hingga kembali berkonflik, dan itu berbahaya. Keputusan ini diambil karena Daesh (ISIS) telah berhasil dihentikan," kata Mariani.

Sang politikus Prancis juga menambahkan bahwa penarikan pasukan militer Rusia dari Suriah juga akan mengurangi ketegangan di antara peserta pembicaraan Jenewa, dan di kawasan pada umumnya.

"Saya tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, tapi ini terjadi pada waktu yang tepat karena misi Rusia telah tercapai," kata Mariani.

Pada Senin (14/3), Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu untuk memulai penarikan kelompok udara Rusia dari Suriah pada Selasa (15/3) karena misi yang ditugaskan telah tercapai.

Kehadiran ISIS telah dilarang di banyak negara, termasuk di Rusia. Kelompok militan ini telah memproklamasikan sebuah kekhalifahan di suatu wilayah yang luas di Irak dan Suriah yang telah berhasil mereka kuasai. ISIS dan simpatisannya juga mengaku bertanggung jawab atas beberapa aksi terorisme di seluruh dunia.

Pasukan Kedirgantaraan Rusia telah melakukan kampanye udara terhadap kelompok teroris di Suriah, terutama ISIS, sejak 30 September 2015. Operasi ini dilakukan atas permintaan resmi dari Presiden Suriah Bashar al-Assad.

 

Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki