Sekelompok teroris Rusia yang berjanji setia kepada ISIS menyerukan jutaan warga muslim Rusia untuk mengangkat senjata dan melakukan serangan terhadap penduduk dan pemerintah Rusia. Demikian hal tersebut dilaporkan media Rusia RT, merujuk pada rekaman video yang belum lama ini beredar di dunia maya.
Dalam video yang dipublikasikan pada 6 Maret lalu, kelompok teroris ISIS cabang Kaukasus tersebut menyebut diri mereka sebagai "pejuang" dari kelompok global pimpinan Abu Bakr al-Baghdadi. Media Rusia Gazeta.ru melaporkan, di sepanjang video tersebut, para teroris berbicara dalam bahasa Rusia. Kini video penuh ancaman itu diketahui telah dihapus dari YouTube.
Namun, sebuah video versi singkat berdurasi kurang dari dua menit, yang hanya memuat pesan ancaman, hingga kini masih ada di situs web Jerusalem Post.
Versi lengkap video tersebut dilaporkan dimulai dengan cuplikan ledakan bom mobil yang belum lama ini diledakkan oleh teroris di Dagestan, sebuah republik di Rusia selatan.
Dalam rekaman itu pula, para teroris menjelaskan berbagai cara agar warga muslim Rusia bangkit melawan pemerintah dan melakukan serangan terhadap warga sipil. Seruan tersebut direkam di daerah berhutan dengan bendera ISIS tampak di belakang para militan tersebut.
Kelompok yang menyatakan kesetiaannya kepada Abu Bakr al-Baghdadi pada bulan Juni tahun lalu ini mengeluhkan bahwa mereka tidak memiliki tempat yang bisa menjalankan syariat atau hukum Islam di Rusia. Karena alasan inilah, mereka terpanggil untuk mengangkat senjata. Abu Yasser, salah satu orang yang berbicara dalam video, juga berbicara tentang niat kelompok tersebut untuk memperluas wilayahnya di Rusia.
Abu Yasser juga mengatakan, sebagaimana yang dikutip Daily Mail, jika muslim Rusia tak mampu pergi dan bergabung dengan kelompok teroris tersebut, mereka bisa 'bertobat' atau menebus dosa mereka dengan menyerang orang-orang kafir dengan tali dan pisau.
Selain ancaman, rekaman tersebut juga menunjukkan dugaan seorang agen khusus Rusia yang dieksekusi. Namun demikian, belum ada konfirmasi resmi dari Moskow mengenai dugaan tersebut.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda