Pakar: Perang di Suriah Tak Berjalan Sesuai Rencana Riyadh

Arab Saudi terlihat tidak senang dengan adanya gencatan senjata di Suriah.

Gencatan senjata di Suriah, yang dinegosiasikan oleh Rusia dan AS bulan lalu, telah mendapatkan banyak tanggapan positif dan sekaligus dikatakan sebagai suatu langkah penting yang bisa mengakhiri konflik yang telah berlansung selama lima tahun terakhir. Namun demikian, sebagaimana yang ditulis media Rusia Sputnik, Arab Saudi tampaknya tidak senang dengan perkembangan tersebut.

Kepada RT, Profesor Gerald Horne menyatakan bahwa Riyadh kini terlihat "putus asa" karena konflik di Suriah tak berkembang sesuai dengan yang direncanakan Saudi. Menurutnya, Saudi telah menginvestasikan banyak uang untuk menggulingkan Bashar al-Assad. Jika pada akhirnya ia tetap berkuasa, hal tersebut akan menjadi momok bagi bagi Riyadh.

Pada Minggu (28/2), Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir menuduh Damaskus dan Rusia telah melanggar gencatan senjata yang tengah berjalan. Pemerintah Suriah segera menanggapi tuduhan tersebut dengan menyebut pernyataan yang dilayangkan al-Jubeir sebagai upaya untuk menggagalkan penghentian pertikaian yang secara umum berlaku sejak 27 Februari lalu.

Pada awal Februari lalu, para pejabat Saudi membuat pernyataan kontroversial yang menyatakan bahwa kerajaan minyak tersebut siap untuk mengirim pasukan daratnya ke Suriah jika AS melancarkan operasi militer di Suriah. Riyadh mengklaim bahwa operasi darat tersebut bertujuan untuk menghancurkan ISIS. Namun demikian, banyak yang mengatakan bahwa operasi tersebut sebenarnya ditujukan untuk menopang para militan.

Arab Saudi melontarkan pernyataan tersebut pada saat tentara Arab Suriah yang dibantu oleh pesawat-pesawat tempur Rusia berhasil mencetak kemenangan besar melawan pemberontak yang didukung Saudi.

Kerajaan Saudi telah memberikan bantuan keuangan dan senjata kepada para pemberontak, yang berusaha menggulingkan al-Assad dari kursi kekuasaan dan mendirikan negara Islam di Suriah. Upaya ini kemudian menjadi berantakan ketika Rusia meluncurkan kampanye antiterorisme di negara yang tengah dilanda perang tersebut sehingga berhasil membantu tentara Suriah mengubah gelombang perang.

Ahli pertahanan Igor Korotchenko menyatakan bahwa kesepakatan gencatan senjata tidak akan tercapai jika kampanye militer yang diluncurkan Rusia dan tentara Suriah di medan perang tak membuahkan hasil apa pun.

 

Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki