Damaskus akan menganggap kelompok manapun yang menolak untuk mematuhi gencatan senjata di antara pihak-pihak yang terlibat dalam konflik Suriah sebagai teroris. Demikian hal tersebut ditegaskan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Suriah, Rabu (24/2).
"Kelompok-kelompok bersenjata yang menolak mematuhi gencatan senjata di Suriah akan dianggap (oleh otoritas Suriah) sebagai teroris," katanya.
Pada Selasa (23/2), beberapa kelompok yang berafiliasi dengan apa yang disebut sebagai Tentara Pembebasan Suriah, yang terlibat dalam pertempuran bersenjata melawan pasukan pemerintah, menyatakan bahwa mereka tidak akan mematuhi gencatan senjata. Selain itu, mereka juga menolak untuk menerima gencatan senjata yang tidak berlaku bagi Jabhat al-Nusra.
Berdasarkan kesepakatan, gencatan senjata di Suriah akan diberlakukan pada 27 Februari mendatang. Namun demikian, gencatan senjata ini tidak berlaku terhadap kelompok teroris ISIS dan Jabhat al-Nusra.
Usulan gencatan senjata telah diterima secara umum oleh pihak pemerintah Damaskus dan kelompok oposisi utama Suriah yang disponsori oleh Arab Saudi. Pada saat yang sama menurut Kementerian Luar Negeri Suriah, tentara Suriah akan melanjutkan perjuangan melawan teroris ISIS dan Jabhat al-Nusra dan kelompok teroris lainnya, termasuk yang berhubungan dengan Al-Qaeda.
Pertama kali dipublikasikan oleh TASS.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda