Rusia Akan Akhiri Operasi Militer Jika Suriah Siap Perangi ISIS Sendiri

Dalam menjalankan operasi militernya, pemerintah Rusia terus berkoodinasi dengan pemerintah Suriah.

Duta Besar Federasi Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin mengaku belum mendapatkan informasi kapan operasi militer di Suriah akan berakhir. Hal tersebut diakui sang dubes dalam sesi jumpa pers di Jakarta, Kamis (28/1).

"Saya belum mendapatkan informasi mengenai kapan operasi milier tersebut akan berakhir," kata Galuzin. 

Namun demikian, sang dubes menekankan bahwa dalam menjalankan operasi militer tersebut, pemerintah Rusia terus berkoodinasi dengan pemerintah Suriah. 

"Kami terus berkoordinasi dengan pemerintah Suriah. Tujuan utama dari operasi militer tersebut adalah untuk membantu pemerintah Suriah melawan teroris ISIS yang bersarang di negara tersebut, bukan memerangi kelompok oposisi," kata sang dubes menekankan. 

"Segera setelah pemerintah Suriah merasa bahwa mereka sudah cukup mampu untuk melawan para teroris di negaranya tanpa bantuan Rusia, pada saat itulah saya pikir operasi militer akan diakhiri," kata Galuzin.

Pada 30 September 2015, Rusia melancarkan operasi militer terhadap kelompok teroris ISIS dan Jabhat al-Nusra di wilayah Suriah atas permintaan Presiden Suriah Bashar al-Assad. Serangan ini dilancarkan beberapa jam setelah Dewan Federasi Rusia memperbolehkan Presiden Vladimir Putin menggunakan Angkatan Rusia di luar negeri.

 

Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki