Kremlin tak menganggap hasil penyelidikan kematian mantan perwira Dinas Keamanan Federal Federasi Rusia (FSB) Aleksandr Litvinenko oleh hakim pengadilan tinggi Inggris sebagi suatu putusan terhadap presiden Rusia. Demikian hal tersebut disampaikan Juru Bicara Kepresidenan Rusia Dmitry Peskov pada Kamis (21/1).
"Mengapa saya katakan hal tersebut sebagai 'quasi-investigasi' dan mengapa kita tak bisa menganggap ini sebagai suatu penyelidikan? Ini karena semua itu hanya berdasarkan beberapa penilaian sepihak, berdasarkan probabilitas semata, dengan menggunakan kata-kata 'mungkin', 'kemungkinan', dan sebagainya," kata Peskov kepada wartawan.
Peskov mengatakan, penggunaan terminologi semacam itu tidak diperkenankan baik dalam praktik peradilan Rusia maupun dalam praktik peradilan negara lainnya. "Dan tentu saja, kami tak bisa menganggap (hasil investigasi) itu sebagai suatu keputusan pengadilan."
Litvinenko adalah seorang ahli dalam memerangi kejahatan terorganisir. Pada 1998, ia mengklaim bahwa para atasannya telah memerintahkannya untuk membunuh Boris Berezovsky, seorang pengusaha yang saat itu menduduki jabatan penting di pemerintahan sebagai sekretaris Dewan Keamanan dan dekat dengan Presiden Boris Yeltsin. Litvinenko mengklaim bahwa ia dipecat dari FSB, dan kemudian ditahan dua kali dengan tuduhan palsu yang kemudian dibatalkan setelah ia mendekam di penjara Moskow.
Pada 1 November 2006, Litvinenko mendadak jatuh sakit ketika sedang menyelidiki kematian wartawati Anna Politkovskaya. Sebuah artikel di Evening Standard, London, pada 21 November 2006 menyebutkan bahwa Litvinenko telah menyerahkan sebuah pita rekaman kepada intelijen Inggris yang berisi tuduhan-tuduhan mengenai presiden Rusia. Menurut Evening Standard, dalam pita rekaman itu, Litvinenko mengatakan bahwa sebuah operasi yang dilakukan terhadap Putin pada 1999, berkaitan dengan skandal Jaksa Agung Yury Skuratov. Litvinenko mengklaim bahwa pita video serupa memperlihatkan Putin secara eksplisit dan pita video tersebut beredar di Moskow selama beberapa tahun.
Pada hari Kamis (21/1) Inggris menerbitkan laporan publik atas penyelidikan kematian Aleksandr Litvinenko. Hasil penyelidikan tersebut menyebutkan bahwa warga Rusia Andrey Lugovoy dan Dmitry Kovtun membunuh Litvinenko di London pada tahun 2006.
"Operasi FSB untuk membunuh Litvinenko kemungkinan disetujui oleh Patrushev, kepala FSB, dan juga oleh Presiden Putin," kata Robert Owen, seorang hakim senior pengadilan tinggi Inggris yang memimpin investigasi tersebut dalam laporannya.
"Saya menyimpulkan bahwa ada kemungkinan kuat ketika Lugovoy meracuni Litvinenko, ia melakukannya di bawah arahan FSB. Lebih lanjut, saya menyimpulkan bahwa Kovtun juga bertindak di bawah arahan FSB," kata Owen.
Terkait kematian Litvinenko, Rusia telah berulang kali membantah terlibat dalam pembunahan sang mantan perwira FSB tersebut.
Pertama kali dipublikasikan oleh TASS.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda