Sekjen Organisasi Kerja Sama Shanghai (Shanghai Cooperation Organisation/SCO) Dmitry Fedorovich Mezentsev.
Fauzan Al-RasyidMezentsev mengatakan, secara khusus, Indonesia tertarik untuk bekerja sama dengan struktur regional di bidang antiteror. “Struktur ini terdiri dari perwakilan dari berbagai dinas intelijen negara-negara pendiri SCO, dan mereka melakukan kerja sama dengan beberapa negara yang berstatus Mitra SCO, seperti Afganistan dan Mongolia, dan juga dengan Dewan Antinarkoba PBB,” kata Mezentsev.
Mezentsev berkunjung ke Jakarta dalam rangka menemui Sekjen ASEAN Le Luong Minh. Pria yang juga pernah menjabat sebagai gubernur wilayah Irkutsk pada 2009 – 2012 ini menjelaskan bahwa kehadirannya di Indonesia, salah satunya, bertujuan untuk bernegosiasi dengan sekjen ASEAN. “Kami ingin melakukan pertemuan reguler antara sekjen ASEAN dan SCO. Kami pun telah membahas rencanan interaksi ASEAN dan SCO untuk tahun 2016. Sejak 2005, telah diberlakukan nota kesepahaman mengenai kerja sama antara ASEAN dan SCO,” katanya menjelaskan.
Selain bertemu dengan pihak ASEAN di Jakarta, Mezentsev juga menemui Wakil Menteri Luar Negeri RI Abdurrahman Mohammad Fachir dan Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD RI) Irman Gusman. “Kemarin, kami mengadakan perundingan dengan wakil menteri luar negeri Indonesia, dan tadi pagi ada pertemuan dengan Ketua DPD RI Irman Gusman. Secara singkat saya menyampaikan mengenai SCO,” ujar Mezentsev.
“Saya juga telah menginformasikan wamenlu RI dan ketua DPD RI mengenai hasil pertemuan kami dengan sekjen ASEAN, termasuk mengenai rencana kami untuk berinteraksi dengan ASEAN, dan Indonesia adalah negara anggota ASEAN yang terbesar.”
Indonesia Belum Ajukan Keanggotaan
Saat ditanya mengenai apakah kehadiran SCO di Jakarta untuk mengajak Indonesia bergabung dengan organisasi tersebut, Mezentsev menjawab bahwa ia tak punya hak untuk mengajak salah satu negara untuk bergabung dengan SCO.
“Sekarang di SCO ada sepuluh permintaan dari sepuluh negara untuk bergabung dengan SCO dengan berbagai macam status keanggotaan. Namun, kami belum terima permintaan seperti ini dari Indonesia,” katanya kepada para wartawan. “Namun, kita melihat bahwa dunia kini berkembang secara sangat dinamis, dan politik terus berubah dan berkembang. Ada bermacam-macam perubahan yang terjadi, dan bukan hal yang tidak mungkin jika suatu hari nanti Indonesia bergabung dengan SCO.”
SCO merupakan sebuah organisasi antarabangsa di kawasan Asia yang dianggotai oleh Republik Rakyat Tiongkok, Rusia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan, dan Uzbekistan.
Saat awal berdiri, SCO memiliki agenda terbatas, yakni sebagai pilar stabilitas dan keamanan bagi Asia Tengah. SCO ditujukan untuk menangkis ancaman Islam radikal dan perdagangan narkoba dari area di sekeliling Afganistan. Kini, lembaga tersebut perlahan berkembang dan memperoleh status yang berbeda. Sebelum India dan Pakistan bergabung, SCO telah mencakup area seluas 20 juta mil persegi, atau sekitar tiga perlima Eurasia, yang dihuni oleh sekitar 1,5 miliar orang.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda