Dubes RI: Hubungan Baik Indonesia-Rusia Harus Bawa Manfaat Ekonomi

Rusia dan Indonesia berencana untuk meningkatkan omzet perdagangan hingga lima miliar dolar AS sebelum akhir tahun 2016.

Rusia dan Indonesia berencana untuk meningkatkan omzet perdagangan hingga lima miliar dolar AS sebelum akhir tahun 2016. Demikian hal tersebut dikabarkan Duta Besar Indonesia untuk Rusia Djauhari Oratmangun dalam sebuah wawancara dengan RIA Novosti.

Menurutnya, hubungan antara Rusia dan Indonesia di bidang politik berhasil dikembangkan dan keberhasilan ini harus membawa manfaat ekonomi bagi kedua negara.

“Kita harus aktif bergerak ke arah ini, mengingat komitmen yang telah diambil oleh pemerintah kita, yaitu pencapaian omzet perdagangan sebesar lima miliar dolar AS. Ada rencana untuk mencapai tingkat ini pada akhir 2015 dan 2016 mendatang. Namun, harus dicatat bahwa ada beberapa kesulitan. Kami hidup dalam kondisi yang sulit saat ini, tetapi jika ada kemauan dan keinginan dari kedua sisi, ini adalah hal yang mungkin,” demikian ujarnya. Menurut sang dubes, kesulitan utama adalah kurangnya posisi bisnis yang agresif dan kesiapan untuk memanfaatkan peluang-peluang baru.

“Adapun situasi terkait sanksi dari Barat terhadap Rusia dan sanksi balasan dari Rusia memberikan kesempatan tambahan untuk komunitas bisnis Rusia dan Indonesia. Mereka harus lebih aktif untuk mengambil keuntungan dari manfaat yang ada saat ini. Ini adalah jawaban atas pertanyaan mengenai kesulitan dalam pencapaian tujuan,” demikian sang dubes menambahkan.

“Tahun lalu, meskipun terdapat situasi yang kompleks, omzet perdagangan antara kedua negara adalah sebesar 3,67 miliar dolar AS. Menurut data statistik pada akhir Agustus 2015, omzet perdagangan antara kedua negara telah mencapai dua miliar dolar AS. Meskipun kondisi sulit, potensi tetap besar dan bahkan kami telah membuka peluang baru untuk kerja sama,” katanya menjelaskan.

Ia kemudian menambahkan bahwa pemerintah akan berbuat banyak untuk turut berkontribusi dalam proses ini. Namun, secara kesuluruhan, situasi dunia saat ini jauh dari optimal. “Ini adalah situasi yang tidak tepat dalam perencanaan ekonomi global,” katanya menyimpulkan.

Pertama kali dipublikasikan oleh RIA Novosti.

Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki