Mantan PM Prancis: Agar Menang dari ISIS, Perlu Beraliansi dengan Rusia

Keterlibatan dalam perang tidak mungkin cukup hanya dengan tiga pengeboman dalam waktu seminggu.

Kesalahan terbesar negara-negara Barat yang berupaya mengatur perlawanan terhadap ISIS adalah penolakan untuk bekerja sama dengan Rusia. Demikian pendapat tersebut diungkapkan mantan Perdana Menteri Perancis François Fillon dalam sebuah wawancara dengan stasiun radio Europe 1, pada Senin (16/10).

“Perang tidak akan dimenangkan hanya dengan pengeboman,” ujarnya dengan yakin. “Penolakan aliansi dengan Rusia serta dialog dengan Iran adalah sebuah kesalahan yang mendasar.” Dalam wawancara tersebut, Fillon juga menambahkan bahwa keterlibatan dalam perang tidak mungkin cukup hanya dengan tiga pengeboman dalam waktu seminggu. “Untuk dapat menang diperlukan strategi, sesuatu yang saat ini belum kita miliki,” katanya menyimpulkan.

Berbicara tentang situasi darurat yang dilakukan Prancis pascaserangan teroris di Paris, Fillon mengatakan bahwa langkah-langkah keamanan harus diiringi dengan aksi militer terhadap ISIS. “Perang bukanlah video game. Kami telah lama berperang, terhitung sejak hari ketika kami memutuskan untuk ambil bagian dalam operasi militer terhadap ISIS. Dengan bergabung dalam perang, negara menempatkan wilayah negaranya dalam bahaya, sehingga sudah wajar jika harus memikirkan konsekuensinya,” ujar sang mantan perdana menteri.

 

Pertama kali dipublikasikan di TASS.

Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki