Rusia dan Indonesia Dapat Tingkatkan Volume Perdagangan Hingga 10 Miliar Dolar AS

Rusia dan Indonesia diprediksi dapat meningkatkan volume perdagangan hingga 10 miliar dolar AS.

Rusia dan Indonesia dapat meningkatkan volume perdagangan hingga 10 miliar dolar AS dalam dua hingga tiga tahun ke depan. Demikian pendapat tersebut dikatakan perwakilan perdagangan Rusia di Indonesia Sergey Rossomakhov dalam wawancaranya dengan RIA Novosti.

Rossomakhov mengomentari hasil akhir pertemuan komisi antara pemerintah Rusia dan Indonesia tahun ini, yang tujuannya adalah untuk meningkatkan volume perdagangan bilateral hingga lima miliar dolar AS pada akhir 2015.

“Sayang sekali waktunya tidak memungkinkan untuk mewujudkan hal ini. Namun, dengan mempertimbangkan peluncuran proyek-proyek besar investasi di provinsi Kalimantan Timur dan berbagai kemungkinan lain, tujuan tersebut dapat terwujud,” ujar sang perwakilan perdagangan.

“Saya percaya bahwa kami dapat meningkatkan volume perdagangan bilateral dalam dua atau tiga tahun ke depan hingga sepuluh miliar dolar AS. Kami membidik nilai omzet yang tinggi,” kata Rossomakhov menekankan.

Sebagai peran sentral dalam proses ini, Rossomakhov mengambil contoh pada proyek pembangunan kereta api di Kalimantan Timur yang saat ini tengah dilaksanakan dengan partisipasi investasi Rusia. “Saya berharap proyek ini akan secara resmi diluncurkan pada bulan November tahun ini. Kita bicara tentang pembangunan jalur transportasi untuk mengangkut batu bara dan barang-barang lain. Sebagai bagian dari proyek tersebut adalah pembangunan kawasan industri yang akan diisi oleh beberapa perusahaan Rusia,” ujarnya.

Menurut Rossomakhov, saat ini antara Rusia dan Indonesia mulai tumbuh ketertarikan dalam kerja sama di sektor perdagangan dan investasi. “Minat itu jelas terlihat, terutama oleh eksportir makanan dan bahan baku produksi Indonesia sehubungan dengan melihat adanya sanksi balasan terhadap sejumlah negara Barat sehingga mengosongkan ruang di pasar Rusia,” ujar Rossomakhov.

“Mengenai ekspor Rusia, kami melihat prospek untuk meningkatkan kerja sama di bidang teknologi tinggi dan pasokan mesin serta peralatan, terutama untuk badan usaha gabungan di wilayah Indonesia,” ujar Rossomakhov meyakini.

Ia juga menyebutkan sektor lainnya yang menjanjikan, yaitu teknologi kedirgantaraan, galangan kapal, dan industri pertambangan. Kemungkinan proyek pada masing-masing bidang tersebut dapat disajikan selama kunjungan delegasi bisnis Rusia untuk Indonesia yang dijadwalkan pada akhir November atau awal Desember tahun ini.

Pertamakali dipublikasikan oleh RIA Novosti.

 

Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki