Karikatur satir Charlie Hebdo mengenai kecelakaan pesawat Rusia A321 di Mesir yang menewaskan 224 orang memicu kemarahan publik di Rusia. Dan sikap pemerintah Prancis yang berdiam diri atas perilaku majalah satir tersebut membuat warga Rusia semakin geram.
"Karikatur itu sudah melewati batas jurnalisme Prancis. Karikatur tersebut juga sungguh keterlaluan dan kami menunggu reaksi dari pejabat resmi Prancis. Sikap diam mereka berarti mereka mendukung Charlie Hebdo mengolok-olok tragedi tersebut," kata Kepala Komite Hubungan Luar Negeri Majelis Rendah Parlemen Rusia (Duma) Alexey Pushkov, Jumat (6/11).
Sementara Komite Hubungan Internasional Dewan Federasi Rusia Konstantin Kosache mendeskripsikan kartun tersebut sebagai 'contoh sikap tak bermoral yang konsisten'.
Vyacheslav Nikonov, Kepala Komite Pendidikan Duma Rusia menilai, jurnalis Charlie Hebdo bersenang-senang di atas kematian para penumpang pesawat nahas tersebut. "Karikatur ini akan menjatuhkan citra Prancis dan Eropa," katanya.
Menurut Wakil Kepala Komite Keamanan dan Perlawanan Terorisme Duma Rusia Irina Yarovaya, aksi majalah tersebut didesain untuk memelihara terorisme, dan itu 'sungguh memalukan bagi Prancis'.
Sementara, Kepala Persatuan Jurnalis Moskow Pavel Gusev menilai perilaku Charlie Hebdo sebagai sikap sinis.
"Ini adalah tragedi yang menewaskan banyak orang. Apa yang dilakukan Charlie Hebdo sungguh merupakan sinisme dan olok-olok terhadap korban," tutur Gusev.
Pertama kali dipublikasikan oleh TASS.
Baca lebih banyak mengenai Kecelakaan Pesawat >>>
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda