Indonesia Tertarik Membeli Rudal BrahMos buatan Rusia dan India

Indonesia dan sejumlah di negara Asia Tengara tertarik dalam pembelian rudal BrahMos buatan Rusia dan India.

Beberapa negara di Asia Tenggara, termasuk Thailand, Vietnam dan Indonesia tertarik membeli rudal BrahMos buatan Rusia dan India. Meski begitu, negosiasi resmi belum dimulai. Demikian perwakilan dari manajemen perusahaan BrahMos Aerospace mengabarkan kepada RIA Novosti di pameran Defense & Security 2015.

“Bagi kami, Asia Tenggara adalah kawasan yang menjanjikan. Untuk pameran ini, kami telah mengunjungi sejumlah perwakilan tinggi Kementerian Pertahanan Thailand, Malaysia, Indonesia, Vietnam, dan Filipina. Negosiasi resmi saat ini belum berlangsung, tapi ada kemungkinan besar bahwa di masa depan mereka akan menjadi klien kami,” ujarnya.

Ia juga menyebutkan bahwa hingga kini juga belum ada kejelasan pada volume dan bentuk kontrak di masa depan. Saat ini, BrahMos Aerospace masih menanti permintaan resmi pembelian rudal dari negara-negara Asia-Pasifik.

Rudal BrahMos diproduksi pada tahun 1998 oleh Rusia dan India bersama dengan BrahMos Aerospace yang dinamai atas nama sungai Brahmaputra dan Moskow.

Perusahaan ini didirikan oleh Organisasi Penelitian dan Pengembangan Pertahanan India (DRDO) dan NPO Mashinostroeniya (anak perusahaan Rudal Taktis). BrahMos adalah rudal dengan dua sayap bertingkat. Pada peluncuran tahap pertama, rudal ini menggunakan kecepatan supersonik dan setelah itu ia akan memisahkan diri. Rudal ini memiliki jangkauan jelajah hingga 290 kilometer dan selama peluncuran dapat mempertahankan kecepatan supersoniknya. Rudal ini mampu terbang hingga ketinggian 15 kilometer, sedangkan ketinggian terendahnya adalah 10 meter. Rudal BrahMos membawa hulu ledak konvensional seberat 200 sampai 300 kilogram. Selain itu, rudal ini memiliki konfigurasi yang identik untuk penerbangan di daratan, permukaan air, dan dan peluncur bawah air.

Pameran Defense & Security diadakan sejak tahun 2003. Pameran ini mengangkat tema senjata dan peralatan militer untuk Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara, senjata non-mematikan, perkembangan terbaru dalam peperangan melawan terorisme dan isu-isu lainnya. Acara tahun ini akan dikunjungi oleh lebih dari 100 delegasi dari 45 negara.

Pertama kali dipublikasikan di RIA Novosti.

 
 

Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki